Probolinggo – Kamis (22-23) Ponpes Nurul Qadim yang terletak di Paiton, Probilinggo, menyelenggarakan Bahtsul Masail Nasional dengan mengundang Ma’had Aly se-Indonesia dan beberapa pesantren di wilayah Jawa Timur. Dari total 80 undangan yang disebar, 50 di antaranya bersedia menghadiri acara tersebut, termasuk delegasi dari Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta.
Dengan tema “Dialog Interaltif Kaum Kopyah: Solusi Problematika Umat Melalui Pendekatan Tafsir Ahkam”, tentunya medan Bahtsul Masail lebih diwarnai diskusi dengan argumen berlandaskan tafsir ayat al-ahkam.
Dalam forum itu hadir juga Ketua AMALI (Asosiasi Ma’had Aly), Dr. KH. Abdul Djalal M.Ag. Dalam sambutannya beliau sangat mengapresiai tradisi intelektual yang masih eksisi ini.
“Dulu, sekitar tahun 80-an, kiai-kiai sepuh kita sudah melakukan ini, dikelilingi kitab-kitab. Dan sekarang kalian yang meneruskannya,” ungkap Kiai Jalal.
Dalam sambutannya, beliau juga mengingatkan kembali orientasi Ma’had Aly yang ada di seluruh Indonesia. “Ma’had Aly adalah lembaga kaderisasi ulama,” lanjut beliau.
“Jangan lupa kopinya ya. Gimana kalau Bahtsul Masail nnggak ada kopinya?” Tutup Kiai Jalal dalam sambutannya setelah kemudian disambut tawa takzim oleh peserta Bahtsul Masail.
Dalam sambutan itu, KH Abdul Hadi Nur selaku ketua yayasan Ponpes Nurul Qadim menyampaikan bahwa, pembelajaran di Ma’had Aly itu sudah tepat, pasalnya Ma’had Aly diisi oleh santri lanjutan pesantren yang suah dibekali ilmu agama dan kemampuan memahami kitab kuning yang mumpuni.
“Tafaqquh Fiddin yang pas itu ya Ma’had Aly. Lulus di pesantren lanjut ke perpuruan itinggi Ma’had Aly, kan nyambung. Tinggal melanjutkan,” ungkapnya.
Bahtsul Masail terbagi menjadi dua komisi, yaitu A dan B.
Untuk komisi A sebagai Musahih adalah KH. Muhibbul Aman Aly (Pengasuh PP. Besuk Pasuruan) dengan perumus KH. Amin Quthbi Munir (Pengasuh PP. Rafiatul Islam Sentong), Kh. Abd. Hadi Noer (Pengasuh PP. Nurul Qadim dan Gus Shohibul Himmah (Koordinator LBM Nurul Qadim).
Sementara dari Komisi B sebagai Musahih dalah KH Syafrijalallah (Pengasuh PP. Hidayatul Mubtadiin Tongas), K. Ro’i Fadli (Komisi Fatwa MUI Probolinggo), KH Mudzoffir Irwani (Ketua LBM NU Probolinggo), Gus Abd. Jalil (Koordinator II LBM Nurul Qadim)
dan Kh. Abdullah Masrur (Pengasuh PP. Raudlotul Mubtadiin Kademangan).
Bahtsul Masail sendiri terbagi menjadi dua jalsah (sesi). Jalsah pertama dilakukan malam Kamis dari pukul 20.00 sampai pukul 00.00 waktu setempat. Sementara jalsah kedua dilakukan pagi Kamisnya, pukul 08.00 sampai 12.00 waktu setempat.
Saat istirahat setelah jalsah pertama, para peserta sowan bersama ke pengasuh Ponpes Nurul Qadim,. KH. Hasan Abdul Jalal. Bekiau banyak menyampaikan terimakasih kepada peserta yang sudah mau bersilatirahmi ke pesantren ini.
Ada yang unik saat sowan ke beliau. Seluruh peserta yang jumlahnya ratusan itu diajak keliling pondok, termasuk ke komplek pondok putri. Meski awalnya malu-malu masuk ke kawasan santri putri, para peserta yang semuanya santri putra akhirnya memaknai ini sebagai keberkahan tersendiri. Kapan lagi bisa keliling komplek pondok putri? (Abror)
Awesome post! Keep up the great work! 🙂