Abu Bakar ash-Shiddiq adalah orang pertama dari kalangan sahabat Nabi Muhammad saw. yang diberitakan masuk surga. Ia adalah khalifah pertama yang meneruskan perjuangan Nabi setelah Nabi Muhammad saw. wafat. Ia pula yang pertama menerima ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. dan memeluk agama Islam.
Abu Bakar ash-Shiddiq lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafah. Ia adalah satu di antara empat khalifah yang diberi gelar khulafaur rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk. Nama lengkap beliau ialah Abdullah bin ‘Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Quraisy. Nasabnya bertemu dengan Nabi Muhammad saw. pada kakeknya (Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay). Sedangkan, ibu beliau adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan bahwa ayah dan ibu beliau berasal dari kabilah Bani Taim. Abu Bakar lahir pada tahun 573 M, dua tahun dua bulan setelah kelahiran Rasulullah Saw. dan meninggal pada 23 Jumadil Akhir tahun 13 H, bertepatan dengan bulan Agustus 634 M, dalam usia 63 tahun sebagaimana Rasulullah saw. Beliau dilahirkan di lingkungan suku yang sangat berpengaruh dan suku yang melahirkan tokoh-tokoh besar.
Di dalam buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan, dan Modern, karangan Rizem Aizid, disebutkan bahwasanya, Abu Bakar ash-Shiddiq adalah salah seorang bangsawan dan hartawan Quraisy yang mengikuti Nabi Muhammad saw. pada awal dakwah Islam. Dengan kekayaan yang dimilikinya, ia telah banyak berbuat untuk menjayakan perjuangan Islam, membantu saudara-saudara seimannaya yang lemah, sekaligus membebaskan mereka dari perbudakan dan kesulitan-kesulitan ekonomi lainnya. Kedermawannya tidak dapat ditandingi oleh para sahabat lainnya, karena ia telah mengorbankan seluruh harta bendanya untuk perjuangan Islam.
Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa Umar bin Khatab berkata, “Nabi Muhammad saw. menyuruh kepada kami supaya bershadaqah. Secara kebetulan, ketika itu, aku mempunyai harta, maka aku berucap dalam hati, ‘Sekarang, aku dapat mengungguli Abu Bakar, meskipun aku tidak pernah mengunggulinya.’ Aku pun membawa separuh hartaku. Nabi Muhammad saw. bertanya kepadanya, ‘Berapa engkau tinggalkan untuk keluargamu?’ Aku menjawab, ‘Sebanyak itu pula.’ Datanglah Abu Bakar membawa seluruh hartanya, dan Nabi Muhammad Saw. bertanya kepadanya, ‘Berapa engkau tinggalkan untuk keluargamu?’ Ia menjawab, ‘Aku tinggalkan Allah dan rasul-Nya untuk mereka.’ Aku berujar, ‘Aku tidak akan dapat mengungguli engkau untuk selamanya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Abu Bakar merupakan ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad saw. Pada zaman pra Islam , ia bernama Abdul Ka’bah, kemudian diganti oleh beliau menjadi Abdullah. Sebutan lain baginya adalah Atiq (lolos/lepas). Nama Abdul Ka’bah berawal dari kenyataan bahwa ibunya setiap kali melahirkan anak laki-laki, pasti meninggal dunia. Begitu Abu Bakar lahir dan dikaruniai kehidupan, orang tuanya sangat gembira. Serta merta, dijuluki anak laki-laki mereka (Abu Bakar) dengan sebutan Abdul Ka’bah.
Imam an-Nawawi dalam bukunya, at-Tahdzib, berkata, “Perlu digaris bawahi bahwa nama Abu Bakar ash-Shiddiq yang masyhur itu sebenarnya adalah Abdullah. Ada pula yang menyebutkan bahwa namanya adalah Atiq. Namun, yang lebih kuat tentu kesepakatan para ulama bahwa Atiq bukanlah namanya, melainkan julukannya. Ia dijuluki Atiq karena dianggap terbebas dari api neraka.” Demikian antara lain yang tertera dalam riwayat Imam at-Tirmidzi. Ditambahkan bahwa julukan itu disematkan kepadanya kerena ia berparas rupawan, seperti yang dikatakan oleh Mush’ab ibn Zubair, Laits ibn Sa’ad, dan beberapa orang lainnya. Ada pula yang mengatakan bahwa ia menyandang julukan itu karena silsilah keturunannya tid ak ada yang tercela.
Abu Bakar juga merupakan orang yang pertama kali masuk Islam ketika Islam mulai didakwahkan. Baginya tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. dikarenakan sejak kecil ia telah mengenal keagungan Nabi Muhammad saw. Setelah masuk Islam, ia tidak segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam. Tercatat dalam sejarah, ia pernah membela Nabi Muhammad saw. tatkala Nabi Muhammad saw. disakiti oleh suku Quraisy, menemani Rasul hijrah, membantu kaum yang lemah dan memerdekannya, seperti Bilal, dan setia dalam setiap peperangan, dan lain-lain.
Mengenai dakwah Nabi Muhammad saw. kepada Abu Bakar, Maulana Yusufrah bertutur, “Diriwayatkan oleh Abu Hasan al-Athrabulusi, sebagaimana yang disebutkan dalam al-Bidayah, 3/29, dari Aisyah, ia berucap, “Sejak zaman jahiliah, Abu Bakar adalah teman Nabi Muhammad saw. pada suatu hari, ia hendak menemui beliau. Ketika bertemu dengan beliau, ia berujar, “Wahai Abul Qasim (panggilan Nabi Muhammad Saw.), ada apa denganmu, sehingga engkau tidak terlihat di majlis kaummu, dan orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain-lain?” Nabi Muhammad Saw. menjawab, “Sesungguhnya, aku adalah utusan Allah swt., dan aku mengajakmu kepada-Nya.” Setelah Nabi Muhammad saw. berbicara, Abu Bakar pun langsung masuk Islam. Melihat keislaman itu, beliau merasa sangat gembira. Tidak ada seorang pun yang ada di antara kedua gunung di Makkah yang merasa gembira melebihi kegembiraan beliau. Kemuadian, Abu Bakar menemui Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Sa’ad bin abi Waqas, lantas mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka pun masuk Islam. Hari berikutnya, Abu Bakar menemui Utsman bin Mazhum, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Salamah bin Abdul Sa’ad, dan Arqam bin Abil Arqam. Ia juga mengajak mereka untuk masuk Islam, dan mereka masuk Islam.
Abu Bakar tumbuh dan besar di Mekah. Ia tidak pernah keluar dari kota ini, kecuali berdagang. Ia memiliki harta berlimpah dan kepribadian yang memikat, banyak berbuat kebaikan dan suka melakukan hal-hal terpuji. Dalam sejarah Islam rekam jejaknya sangat terhormat. Banyak contoh yang bisa dikemukakan tentang hal ini. Ia menjawab tegas dan konsisten saat menjawab cecaran orang-orang kafir tentang Isra’. Ia bersedia meninggalkan keluarga dan anak-anaknya demi menemani Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Ia adalah satu diantara dua orang di dalam dan mendampingi seluruh perjalanan Nabi Muhammad saw. Ia bercucuran air mata tatkala mendengar Rasulullah bersabda bahwa beliau adalah hamba yang ditawari akhirat dan dunia, akan tetapi ia lebih memilih akhirat.
Abu Bakar adalah salah seorang sahabat Nabi yang terkenal akan kedermawanannya. Demi membela kaum muslim yang tertindas di Mekah, Abu Bakar tak segan-segan mengeluarkan hartanya. Salah satu kisahnya yang terkenal yang menggambarkan kedermawanannya ketika ia menebus Bilal bin Rabah dari tangan majikannya, Umayyah bin Khalaf. Lewat perantara Abu Bakar, Allah memberinya pertolongan kepada hamba-Nya yang teguh iman. Melalui perantara Abu Bakar pula, banyak penduduk Mekah yang menyatakan diri masuk Islam. Kepandaiannya bergaul membuat banyak kalangan tertarik masuk Islam, seperti Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Merekalah yang kemudian dikenal sebagai Assabiqunal Awwalun.
Setelah masuk Islam, Abu Bakar menjadi salah satu pembela Nabi yang paling kukuh, baik ketika di Mekah maupun di Madinah. Abu Bakar lah yang menemani Nabi melakukan hijrah ke Yastrib (Madinah). Setelah tiba di Madinah, Abu Bakar tinggal di Sunh, daerah di pinggiran kota Madinah. Di sini, Abu Bakar dipersaudarakan oleh Nabi dengan suku Khazraj yang bernama Kharijah bin Zaid dari bani Haritsah. Di rumah Harijah inilah Abu Bakar tinggal. Hubungan keduanya bertambah erat ketika Abu Bakar menikahi anak Kharijah yang bernama Habibah. Di Madinah, Abu Bakar beralih profesi dari pedagang kini menjadi petani.
Oleh : Sri Nursukma Dewi
Its like you read my mind! You appear to know a lot about this, like you wrote the book in it or something. I think that you could do with some pics to drive the message home a little bit, but other than that, this is fantastic blog. A great read. I will definitely be back.
Thanks a lot. Just visit next, friend.