MAHADALYJAKARTA.COM – Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan. Bulan ditirunkannya Al-Qur’an dan kitab Samawi lainnya, banyak keutamaan Ramadhan sehingga disebut bulan penuh berkah. Begitu pula dalam sejarah Islam tercatat bahwa banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini. Bahkan tiga wanita istimewa wafat pada bulan ini.
Wafatnya Siti Khadijah r. a
Tepat pada hari ke-11 Ramadhan tahun ke-10 kenabian yaitu 3 tahun sebelum Rasulullah Saw hijrah ke Madinah. Khadijah menghembuskan nafas terakhir di pangkuan Rasul Saw. Kepergiannya itu memberikan luka dalam bagi Rasul Saw, bagaimana tidak? Khadijah merupakan karunia besar yang Allah Swt berikan kepada Rasul Saw. Dia wanita dengan segudang kesabaran, selalu membersamai Rasul Saw baik dalam kondisi suka maupun duka. Khadijah mencintai Rasul Saw dengan segenap jiwa dan hartanya. Khadijah dimakamkan di daratan tinggi Makkah bernama Al-Hajun yang dikenal dengan pemakaman Ma’la sebelah timur Masjidil Haram.
Dalam perjalanan dakwah Rasul, Rasul Saw mengatakan bahwa Khadijah orang yang paling banyak berkorban baik harta maupun tenaga. Khadijah merupakan tangan kanan Rasul Saw dalam menegakan agama Islam. Dengan itu Allah Swt menghadiahkan surga untuk Khadijah.
Baca Juga:
Usaha Khadijah Sebagai Pendamping Rasulullah SAW dalam Menyebarkan Agama Islam
Wafatnya Siti Aisyah r. a
Aisyah wafat pada malam selasa 17 Ramadhan tahun 58 H di Madiah setelah melaksanakan shalat witir. dan dimakamkan di pemakaman Baqi’. Ia merupakan wanita penuh kasih sayang dan luas ilmunya. Ibnu Katsir, ahli tafsir Al-Qur’an terkemuka menggambarkan sosok Aisyah sebagai wanita luar biasa. Bahwa saat itu tidak ada wanita sehebat Aisyah, dalam hal ingatan, pengetahuan, kefasihan berbicara dan kecerdasan. Sementara Az-Dzahabi mengatakan Aisyah adalah wanita paling genius diantara wanita pada masa itu. Tidak ada wanita yang setara dengannya.
Kecerdasannya dibuktikan dengan kemampuannya meriwayatkan 2210 hadis selama mendampingi Rasul Saw. Secara keseluruhan, Aisyah menempati posisi keempat sebagai perawi hadis terbanyak setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar dan Anas bin Malik.
Baca Juga:
Tafsir Lirik Lagu Viral Aisyah Istri Rasulullah
Wafatnya Siti Fatimah binti Rasulullah
Sebelum Rasul Saw wafat, Rasul memberikan kabar bahwa tak lama setelah kepergiannya orang pertama dari keluarganya akan menyusul yakti Fatimah. Fatimah merasa bahagia setelah mendengar kabar tersebut. Ia wafat pada malam Selasa 27 Ramadhan 11 H. Ada yang mengatakan 3 Ramadhan 11 H.
Fatimah berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib mengenai anak-anaknya yang masih kecil dan ingin wafatnya dirahasiakan. Kemudian Ali memakamkan Fatimah pada malam hari. Dalam kitab Durratun Nashihin fil Wa’dzi wal Irsyadi karya Syekh Utsman bin Hasan Al-Khaubawi (Semarang: Toha Putra, tt, hal. 146-147) dikisahkan bahwa saat Sayyidah Fatimah Az-Zahra wafat, jenazah putri kesayangan Rasulullah Saw itu diusung oleh empat orang-orang saleh, yaitu suaminya sendiri Sayyidina Ali, kedua putranya Hasan dan Husain, serta sahabat Abu Dzar al-Ghifari. Ketika Jenazah Sayyidah Fatimah sudah tiba di samping liang kubur dan siap dikebumikan, Abu Dzar al-Ghifari langsung berkata kepada liang kubur yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhir Sayyidah Fatimah.
Baca Juga:
Pesona Fatimah az-Zahra, Sang Putri Jelita Rasulullah saw
“Wahai kubur, apakah kamu tahu jenazah siapa yang kami bawakan kepadamu?” ucap Abu Dzar al-Ghifari. Tanpa panjang lebar Abu Dzar al-Ghifari pun melanjutkan ucapannya. “Ini adalah jenazah Sayyidah Fatimah, putri Rasulullah, istrinya Sayyidina Ali, dan Ibunda Hasan dan Husain,” tegas Abu Dzar. “Aku bukanlah tempat bagi keturunan orang terhormat, bukan pula tempat bagi keturunan orang kaya. Aku adalah tempat amal saleh, maka tidak akan selamat dariku kecuali orang yang banyak berbuat kebaikan, orang yang hatinya bersih dan orang yang ikhlash dalam beramal.
Referensi:
Imron Mustafa, Perempuan Perempuan Surga, (Yogyakarta: Laksana, 2017).
Muhammad Al-Mishri, Shahabiyat Haula Rasul, Terj. Pipih Imran Nurtsani, 35 Shahabiyah Nabi Muhammad, (Jawa Tengah: Insan Kami, 2018)
Imron Mustafa, Perempuan Perempuan Surga, (Yogyakarta: Laksana, 2017).
Abdul Haidir, Istri & Putri Nabi, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2017)
Abdus Sattar Asy-Syaikh, Fathimah Az-Zahra’ Bintu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam wa Ummu Al-Hasanain Radhiyallahu Anhuma, Terj. Abdul Rasyad Shiddiq, Fathimah Az-Zahra Penghulu Wanita Surga, (Pustaka Al-Kautsar: Jakarta, 2021)
Rafi’udin, Bagaimana Menjadi Wanita Penghuni Surga, (Jakarta: Al-Kautsar Prima, 2004)
Fuad Abdurahman, 4 Pemimpin Wanita Surga: Biografi dan Kisah Menakjubkan Bidadari Surga, (Solo: Tiga Serangkai, 2018), Cet. I
Penulis: Dalimah NH