Blog

Santri Menulis Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta menghadirkan Fikri Kembar, kemarin, Ahad (23/09). Kelas spesial ini mengusung tema Menulis dan Menerbitkan Buku Nonfiksi Bagi Pemula.

“Lebih baik dilupakan mantan daripada dilupakan keturunan,” ujarnya mengawali pembicaraan mengenai pentingnya menulis.

Ia menjelaskan, menulis merupakan jalan agar tidak dilupakan oleh keturunan. Hal ini terlihat ketika peserta kelas Santri Menulis tidak tahu perihal nama-nama silsilah keturunan yang lebih tinggi dari kakek. Ini karena para leluhur tidak meninggalkan sesuatu yang dapat menjadikannya dikenang.

“Kalau nggak nulis, dilaknat al-Qur’an,” tuturnya kemudian mengutip ungkapan Jalaluddin Rumi dalam bukunya Fihi Ma Fihi. Menulis dijelaskannya sebagai jalan mengamalkan perintah utama Allah dalam al-Qur’an, yakni iqra’ (bacalah)! Hal yang dimaksud ialah banyak membaca, kemudian menuliskannya.

Penulis buku Udah, Sendiri Saja Dulu dan 17 buku lainnya ini juga menjelaskan, menulis ialah cara mengikuti jejak-jejak ulama, seperti Imam Syafii, Imam Ghozali, Imam Nawawi serta ulama lainnya. Karya mereka bahkan menjadi mega best seller karena tidak terhitung berapa kali sudah dicetak ulang.

“Udah, nulis aja dulu,” begitulah kunci yang ia berikan pada para mahasantri yang masih pemula dalam hal menulis. Pemuda yang memiliki visi, ‘2030 Mengispirasi 10.000 Pemuda untuk Menulis’ ini menuntaskan pertemuan dengan memberikan hadiah buku pada peserta yang berani mengikrarkan target menulisnya sampai akhir tahun nanti. (Lail)