Peradaban Mesopatamia nampaknya tidak asing lagi ditelinga para pembaca. Namun siapa tahu, jika di dalamnya terdapat peradaban yang tidak kalah maju dengan peradaban masa kini. Riset menunjukkan peradaban ini sangat maju dan canggih di zamannya. Lantas bagaimana perkemabangan peradaban Mesopotamia itu? Untuk itu, mari kita telusuri lebih dalam mengenai peradaban Mesopotamia.
Mesopotamia merupakan peradaban tertua di dunia. Mesopotamia ini terletak di antara sungai Eufrat dan sungai Tigris, maka tidak heran jikalau daerah ini terkenal akan kesuburannya. Berdasarkan data yang ada, kedua sungai tersebut merupakan suplai air terpenting di Timur-Tengah seperti Suriah yang mendapatkan 85% suplai air dari sungai Eufrat bahkan adapula yang menggantungkan hidupnya pada kedua sungai itu seperti negara Irak. Ditinjau dari segi geografisnya, wilayah Mesopotamia nampak seperti bulan sabit, dengan demikian daerahnya juga terkenal dengan sebutan “The Fertile Crescent” atau “Bulan Sabit Kesuburan.” Kini daerah Mesopotamia menjadi negara republik Islam Irak. Peradaban ini berdampingan dan berinteraksi dengan peradaban Mesir Kuno pada masa keemasannya di sepanjang alur sungai Nil.
Perlu kita ketahui bahwasannya Mesopotamia pernah dihuni oleh manusia yang memiliki kecerdasan tingkat tinggi sehingga dapat melahirkan peradaban tinggi pula. Mereka adalah bangsa Sumeria, bangsa Akkadia dan bangsa Babilonia. Hal ini diperkuat dengan bukti penelitian yang dilakukan Henri Crewsiek Rawlinsco pada tahun 1835 M. Peradaban Mesopotamia juga dapat disebut dengan peradaban Sumeria karena penghuni pertama setelah bangsa Ubaid adalah bangsa Sumeria.
Sistem kehidupan masyarakat pada masa 3000 SM adalah seminomaden, sebagaimana yang dilakukan bangsa Sumeria pada waktu itu. Mayoritas penduduk Mesopotamia bertempat tinggal di kota-kota besar atau di ibukota, Ur. Kota Ur atau bisa disebut dengan “Uruk” digagas oleh bangsa Ubaid, yaitu bangsa yang mendiami Mesopotamia lebih dulu sebelum kedatangan bangsa Sumeria sekitar 5000 SM.
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat mesopotamia (bangsa Sumeria) bertumpu pada produksi pertanian. Karena keadaan tanah yang subur, pengairan yang sangat baik, masyarakat Mesopotamia juga memiliki keahlian dan keterampilan dalam bercocok tanam. Untuk memepermudah mengira-ngira masa tanam, panen dan beberapa aktivitas lain, bangsa Sumeria menggunakan sistem penanggalan atau kalender. Disamping itu, bangsa Sumeria adalah masyarakat bisnis pragmatis, pinjaman dan kredit diatur secara hati-hati dan sesuai prosedur. Begitupula dengan perjanjian yang ditulis dan ditandatangani dengan adanya saksi.
Berbicara mengenai kesuburan tanah Mesopotamia, mereka beranggapan bahwa hal ini merupakan berkat dan karunia yang diberikan oleh para dewa kepada Mesopotamia. Sebagai rasa terimakasih, bangsa Sumeria memiliki kebiasaan melakukan penghormatan berupa penjagaan dewa secara bergantian. Baik dari penyucian kuil dewa hingga singgasana dewa. Penjagaan ini diwajibkan untuk seluruh jajaran aktivis kuil termasuk pendeta tertinggi. Adapun istilah pendeta tinggi sering disebut dengan raja.
Lalu-lalang ranah kehidupan rakyat Mesopotamia berada di bawah pimpinan seorang raja. Perkembangan peradaban Mesopotamia dalam bidang hankam dapat kita lihat pada replika Codex Hammurabi. Codex Hammurabi adalah undang-undang yang di dalamnya berisi tentang peraturan yang didasari pada nilai-nilai tradisional. Hukum tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5 meter yang ditempatkan di Babilonia. Undang-undang ini dicetuskan oleh raja Hammurabi yang dikenal dengan kebijaksanaannya. Peradaban mereka mengalami puncak keemasannya pada masa pemerintahan raja Hammurabi, yang mampu mengelola pemerintahannya dengan baik. Raja Hammurabi juga memberi pengaruh hingga wilayah Assur di sebelah utara dan Ammoro di sebelah Barat.
Perkembangan IPTEK di Mesopotamia adalah tahap kemajuan pertama yang dilakukan oleh bangsa Sumeria kemudian disusul bangsa Babilonia dan Mesir. Keunggulan tersebut tampak dalam berbagai bidang seperti ilmu perobatan, ilmu astronomi, arsitektur, pengolahan bahan mentah. Adapun kemajuan yang diciptakan bangsa Babilonia yang tercatat sebagai keajaiban dunia adalah “taman gantung.”
Sebagai wilayah berperadaban maju, Mesopotamia memiliki peninggalan yang unik yang mana di dalamnya juga memiliki nilai seni yang tinggi. Peninggalan itu berupa lukisan-lukisan para penguasa yang terlukis dalam peta, kuil-kuil, maupun gundukan-gundukan tanah. Dalam hal kesenian ini bangsa Sumeria memiliki ciri khas tersendiri, yaitu lukisan dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Adapun contohnya adalah istana para raja sekitar tahun 3500 SM. Bangunan ini terdiri atas tangga besar d an di hiasi dengan pahatan-pahatan relief berbentuk manusia dan binatang yang mengandung cerita. Selainitu adapula bangunan istimewa bernama ziggurat. Bentuknya menara besar dan lebar, banyak orang yang berdatangan untuk meramalkan nasibnya dan melihat bintang.
Walaupun hidup di zaman yang terpaut jauh dari kata modern, masyarakat Mesopotamia bukanlah penyandang buta huruf. Bahkan mereka menciptaka aksara yang disebut dengan aksara paku, karena bentuknya mirip dengan paku. Aksara ini digunakan sebagai sarana dokumentasi dari beberapa hal yang dianggap penting dan untuk menuliskan bahasa Sumeria. Namun setelah bahasa Sumeria mati, aksara tersebut digunakan oleh bahasa Akkadia, kemudian bahasa Babilonia.
Dalam perkembangan selanjutnya, bahasa yang digunakan oleh Mesopotamia adalah bahasa Aramik. Bahasa ini digunakan untuk orang Aramik yaitu bahasa yang digunakan oleh bangsa Assyiria, Kaldyna, Yahudi dan Syiria.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peradaban Mesopotamia merupakan peradaban besar dan canggih yang dihuni oleh beberapa bangsa. Di antara bangsa yang memiliki banyak kontribusi adalah bangsa Sumeria. Meskipun hidup dalam zama sebelum Masehi, masyarakat Mesopotamia telah mengenal bahkan mengembangkan pengetahuan diantaranya adalah IPTEK, sistem penanggalan, pembangunan dan tulis menulis.
Oleh : Baqiyatus Solikhah, Semester VI