Moderatisme Islam dalam Konteks Ke-Indonesiaan

Moderatisme Islam dalam Konteks Ke-Indonesiaan

MAHADALYJAKARTA.COM – Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar di seluruh dunia yang dikenal oleh masyarakat internasional sebagai penganut agama Islam yang moderat, bersahabat, toleransi dan juga anti radikal. Islam Moderat di Indonesia dapat dilihat dari sejarah penyebaran Islam di Indonesia. Sudah kita ketahui sebelumnya bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa macam dakwah sehingga melahirkan Islam yang moderat. Islam moderat ini  juga bisa menjadi salah satu ciri khas Islam di Indonesia yang berbeda dengan Islam di belahan dunia lainnya. Gerakan Islam moderat di Indonesia saat ini adalah suatu gerakan yang sangat berkembang dan populer dengan adanya dorongan dari beberapa organisasi Islam terbesar di Indonesia seperti, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. 

Salah satu tokoh Islam moderat terkenal di Indonesia ialah Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal dengan sebutan Gus Dur.  Beliau juga dikenal sebagai salah satu tokoh Islam pluralisme dan menjunjung perdamaian. Menurut Gus Dur, gerakan Islam Moderat idealnya menjamin kemurnian ideologi nasional dan kesatuan konstitusi serta bertumpu pada nilai-nilai kebudayaan dan agama yang akan di kembangakan untuk negara. Gagasan Gus Dur mengenai Islam moderat ini adalah Islam yang mengutamakan toleransi (tasamuh) dan mengajarkan prinsip yang adil tanpa mengikis keyakinan setiap orang yang bertujuan agar setiap orang tetap mempertahankan keyakinannya masing-masing, dan beliau juga memperjuangkan nilai-nilai humanisme dan keselarasan antara nilai agama dengan kemanusiaan. Gus Dur mewariskan pemikiran kenegaraan Islam moderat yang sesuai dengan prinsip kehidupan politik demokratis dan berkeadilan sosial. 

Baca Juga:

Lingkar Filologi Ciputat : “Menyemai Moderatisme dari Naskah Kuno Islam Indonesia”

Adapun gagasan-gagasan lainnya mengenai Islam moderat ini seperti Muhammadiyah,  sudah dijelaskan sebelumnya Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi terbesar di Indonesia pada 18 Dzulhijjah 1330 atau bertepatan dengan 12 November 1912 M yang didirikan oleh Ahmad Dahlan. Organisasi Muhammadiyah sudah dicap dari banyak kalangan sebagai organisasi Islam yang berwawasan Islam moderat. Dalam ideologi moderat Muhammadiyah mereka mendalami sikap keagamaanya yang memiliki prinsip tegas, lugas, dan kuat sebagaimana manhaj gerakan Muhammadiyah. Ideologi dengan moderat ini mengatakan bahwa Muhammadiyah berbeda dengan gerakan Islam yang serba liberal dalam melakukan suatu tindakan atas ajaran Islam sehingga serba relatif. 

Muhammadiyah juga menanamkan jiwa moderat melalui akademik seperti mementingkan pendidikan dan pengajaran yang berdasarkan ajaran Islam, baik pendidikan di sekolah/madrasah ataupun pendidikan dalam masyarakat. Pendidikan Muhammadiyah dilakukan untuk meneguhkan Islam moderat yang menjadi salah satu ideologi dalam penggerakan di organisasi ini, dan juga dikembangkan sebagai penguat Islam moderat ini yang tampak dalam ciri pendidikan Muhammadiyah. Bagi Muhammadiyah Indonesia dengan tatanan Pancasilanya sudah final, artinya sudah menjadi kesepakatan nasional yang diterima secara luas oleh rakyat Indonesia dan tidak perlu merubahnya menjadi negara Islam secara administratif-formalistik. Jika pun ada pandangan negara yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, keduanya selalu membuka dialog dan musyawarah secara santun. Muhammadiyah sendiri mengharamkan bagi dirinya sendiri untuk berkonflik secara frontal atau suatu konflik yang timbul diantara individu maupun kelompok. Dari sinilah yang membedakan Muhammadiyah sebagai ormas Islam moderat.

Baca Juga:

Abdurrahman Wahid (Gus Dur): Seorang Wali Allah dan Penyambung Tradisi Spiritual

Dan adapun gagasan dari organisasi lainnya yaitu Nahdlatul Ulama (NU) mengenai Islam moderat ini, sudah dijelaskan juga sebelumnya ormas NU ini merupakan salah satu organisasi terbesar di Indonesia pada 16 Rajab 1344 H/31 januari 1926 M yang didirikan oleh K.H Hasyim Asy’ari. Gerakan Islam moderat dalam konsep NU mencakup empat prinsip seperti, Tawasuth (tengah-tengah), I’tidal (tegak lurus), Tawazun (keseimbangan), Tasamuh (toleransi). Dalam pandangan NU Islam moderat sebagai bentuk alternatif Islam global yang menekankan pada Islam Nusantara, karena NU menganggap bahwa Islam terlalu didominasi oleh perspektif Arab atau Timur Tengah sehingga perlu ada alternatif yang lebih moderat. NU juga memandang bahwa Islam moderat sebagai Islam yang rahmatan lil ‘alamin selaras dengan ajaran Islam yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW. 

NU memiliki konsep yang berkomitmen untuk memperkuat ajaran Islam yang tradisional, menjaga persatuan umat muslim, serta berperan aktif dalam pembangunan sosial dan politik di Indonesia, dan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, aktif dalam pembangunan nasional, menciptakan stabilitas politik, dan berkontribusi dalam merumuskan kebijakan nasional. NU juga terus menjadi pilar keagamaan dan perjuangan dalam membangun negara yang kuat dan berkeadilan. Moderatisme karakteristik dasar NU dapat merespon masalah-masalah keagamaan kemasyarakatan lainnya.

Gerakan Islam moderat menekankan pada pentingnya menjaga keseimbangan antar agama dan kehidupan sosial serta menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dalam beragama. Islam moderat muncul sebagai respon terhadap radikalisme dan ekstremisme yang terjadi dikalangan umat Islam yang mana selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa Islam tidak selalu identik dengan kekerasan, intoleransi, dan Islam juga dapat hidup berdampingan dengan masyarakat yang beragam. Gerakan Islam moderat di Indonesia memiliki konsep yang berbeda-beda tergantung pada organisasi atau kelompok yang mempraktekannya. Islam moderat di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pergulatan sejarah panjang umat Islam Indonesia dan peran organisasi Islam moderat seperti NU dan Muhammadiyah. Konsep Islam moderat sendiri mencakup pemahaman Islam yang menghargai budaya yang tengah berjalan, tidak memaksa pemeluk lain untuk masuk agama Islam, dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Gerakan ini juga memiliki berbagai bentuk, seperti gerakan keagamaan, amal, dan pan-islamisme (ideologi politik).

Sebagian wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sejarawan mencatat peran sembilan tokoh Islam yang dikenal sebagai Walisongo. Bukan hanya karena menjadi penyebar agama Islam pada masanya, mereka juga dikenal karena sikapnya yang moderat. Pada masa Walisongo, Islam dikenal dengan pendekatan moderat. Konsep Islam moderat di masa Walisongo untuk mempermudah penyebaran ajaran Islam dan dapat diterima oleh masyarakat luas serta memperkenalkan Islam sebagai agama rahmatan lil a’lamin dan menghapuskan diskriminasi berdasarkan agama, ras, warna kulit, suku, atau garis keturunan. Berbagai cara digunakan oleh para Walisongo untuk menyebarkan agama Islam, seperti menggunakan wayang kulit, media budaya termasuk seni ukir dan suara lagu, dan pendidikan lainnya.

Referensi:

Qomar, Mujamil. Fajar Baru Islam Indonesia. (2012), hal 1-286.

Darajat, Zakiya. Muhammadiyah dan NU: Penjaga Moderatisme Islam di Indonesia. (jakarta: Perpustakaan Nasional, 2017), hal 79-94.

Budiman, Septian Arif, and Mulyer Mananda Setyahadi. Peran Ormas Islam dalam Menjaga Stabilitas Politik Sosial Budaya Indonesia Pasca Pemilu 2019 (Kajian Pustaka pada Organisasi Islam Terbesar NU dan Muhammadiyah). Jurnal Renaissance 4.02 2012

Farih, Amin. Konsistensi Nahdlatul Ulama’dalam Mempertahankan Pancasila dan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah Wacana Negara Islam. Jurnal Politik Walisongo 1.1 2019

Yazid, Abu. Islam Moderat. (Penerbit Erlangga), 2014.

Kontributor: Nazwa Fariha, Semester VI

Editor: Dalimah NH

Leave a Reply