Mahasantri Ma’had Aly Jakarta Ikuti Pelatihan Public Speaking Metro TV

Mahasantri Ma’had Aly Jakarta Ikuti Pelatihan Public Speaking Metro TV

Guna menyongsong hari lahirnya yang ke-23, MetroTV mengadakan program “MetroTV Berbagi”. Sebagai stasiun TV berita pertama di Indonesia, MetroTV ingin berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat, tidak hanya melalui pemberitaan, namun juga dalam pemberian wawasan terkait jurnalisme televisi kepada generasi muda. Salah satunya yang diadakan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta.

Dalam kesempatan ini ustadz Aziz, selaku Lurah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menyambut program ini dengan sangat baik, mengingat public speaking (retorika yang dapat diartikan sebagai keterampilan berbahasa) sangat penting dalam setiap lini kehidupan.

“Tidak ada satu profesi pun yang tidak membutuhkan public speaking. Kemampuan ini bisa dicapai dengan adanya pelatihan terus menerus. Jika ingin menjadi seorang guru maka jadilah guru yang piawai dalam mengolah kata. Jika ingin menjadi seorang da’i maka jadilah seorang da’i yang materinya tidak monoton. Jika ingin menjadi suami yang baik maka jadilah seseorang yang mampu membangun komunikasi yang baik dengan istri,” tuturnya dalam acara “How To Be A Good Public Speaker,” di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kamis, (16/11).

Jasson vallino Sambo dan Naila Husna, selaku pemateri dalam acara ini menjelaskan secara detail mengenai siapa saja pelaku public speaking, persiapan yang harus ditempuh ketika menjadi pembicara, keterampilan komunikasi efektif, cara mengelola waktu saat jadi pembicara, cara mengelola kecemasan saat tampil di depan audien dan cara bersikap tenang saat menghadapi audien.

Mempersiapkan diri menjadi seorang pembicara, misalnya. Seseorang perlu menempuh berbagai cara agar materi yang disampaikan bisa mempengaruhi pendengar. Setidaknya ada empat langkah yang dijelaskan oleh dua pemateri tersebut yaitu, fisik, suara, teknis dan audiens. Pertama, fisik. Sebelum berbicara maka seorang pelaku public speaking harus menyiapkan fisik atau penampilan. Penampilan harus disesuaikan dengan jenis atau tema acara yang diikuti. “Sebelum anda berucap maka pakaian anda harus berucap terlebih dulu,” ujar Jasson.

Kedua, suara. Dalam public speaking suara yang diucapkan harus menggunakan intonasi yang jelas dan pas. Suara atau nada bicara bisa mempengaruhi para pendengar misal, jika pematerinya semangat maka audien juga akan semangat dalam mendengarkan, begitu juga sebaliknya. Jika pematerinya lemes atau kurang semangat maka pendengar juga tidak akan semangat dalam mendegarkan. Akan tetapi semuanya harus sesuai dengan penempatan nada atau suara saat berbicara. “Semuanya butuh latihan, tidak bisa langsung (instan). Jika latihan dilakukan terus menerus maka lama-lama kemampuan ini akan terbentuk,” ungkap Naila.

Ketiga, teknis. Sebelum memulai pelaku public speaking harus menyiapkan dua hal yaitu rundown dan materi yang akan disampaikan. Jangan pernah melakukan public speaking tanpa adanya persiapan. Keempat, audien. Penting mengetahui siapa audien agar bisa menyesuaikan gaya, penampilan, dan intonasi yang akan digunakan saat mengisi acara tersebut.

Kegiatan ini diikuti sekitar 100-150 santri, yang terdiri dari tingkat SMA dan Ma’had Aly. Para santri terlihat sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut. Acara dibuka dengan doa, sambutan dari MetroTV dan Lurah pondok pesantren. Kemudian ditutup dengan pemberian hadiah bagi para penanya dan santri yang berhasil menaklukan challenge (tantangan).

Pewarta: Robiah, Semester V

Editor: Dalimah NH

Leave a Reply