Keindahan Fisik, Kesempurnaan Jiwa, dan Kemuliaan Akhlak Rasulullah SAW

Keindahan Fisik, Kesempurnaan Jiwa, dan Kemuliaan Akhlak Rasulullah SAW

Ma’had Aly – Islam adalah agama yang damai nan penuh rahmat, yang dibawa dan diajarkan oleh manusia paling sempurna akhlaknya, beliau ialah baginda Muhammad saw. Masyarakat Mekkah kala itu masih dalam keadaan jahil, mereka masih memegang teguh ajaran dan agama  nenek moyang mereka seperti menyembah berhala. Di sini penulis tidak akan mengungkap sejarah Rasulullah saw dalam menyampaikan dakwah dan kehidupan beliau secara khusus, namun sedikit menuliskan tentang sosok Nabi Muhammad saw, dari pandangan fisik serta akhlak beliau yang indah dan mulia.

Beliau dilahirkan dari rahim seorang wanita yang mulia, Aminah dan ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib. Nabi Muhammad saw lahir pada Senin, 20 atau 22 April 571 M atau 9 Rabiul Awal, sebagian ulama berpendapat Nabi lahir pada 12 Rabiul Awal yang bertepatan dengan adanya pasukan penunggang gajah yang ingin menghancurkan Ka’bah yang dipimpin oleh Abrahah, yang kemudian dikenal dengan tahun gajah. Nabi Muhammad saw sejak kecil telah dididik dengan baik oleh kakek (Abdul Muthalib) dan paman beliau (Abu Thalib) yang menjadi tokoh terpandang dan disegani di kalangan masyarakat Mekkah. Dari seluruh masyarakat Mekkah, hanya Nabi Muhammad dan ahli bait yang tidak menyembah berhala, kecuali pamannya yang bernama Abu Lahab dan Abu Jahal, yang justru mengganggu Nabi saw dalam menyampaikan dakwah bahkan berencana ingin membunuh Nabi.

Setelah dewasa, Nabi diajak berdagang oleh pamannya. Suatu ketika, Nabi ikut menjual barang dagangan milik Khadijah, dan hasilnya beliau selalu laku habis dagangannya. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya saat dilakukan orang lain, dan kabar tersebut diketahui oleh Khadijah. Hingga hadir rasa tak biasa dari Khadijah terhadap Nabi Muhammad, bukan hanya karena keberhasilannya dalam berniaga namun juga karena kejujurannya. Khadijah pun mengungkapkan kegundahan  dan isi hatinya pada pembantunya, Maisaroh. Hingga akhirnya Nabi pun menerima Khadijah dan menikahi Khadijah pada usia 25 tahun, sedangkan Khadijah sendiri berusia 40 tahun, dari Khadijah inilah beliau memiliki keturunan yang baik dan menjadi para pemimpin umat. 

Karena didikan langsung dari Khadijah dan Rasulullah, anak-anak beliau menjadi pribadi yang baik dan berakhlak pula. Seperti dalam sebuah syair dikatakan bahwa Rasulullah adalah Muhammad saw adalah seorang manusia namun bukan manusia biasa (Basyarun La kal Basyari). Di antara kesempurnaan dan kemuliaan serta akhlak Nabi yaitu bahwa Rasulullah adalah manusia yang penuh dengan kasih sayang, beliau menyayangi dan mengasihi semua makhluk, tak hanya manusia namun juga hewan , alam dan lainnya.

Rasulullah ialah manusia yang suka menolong dan cinta akan perdamaian seperti yang dilakukan beliau dalam menyatukan dan mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Selain suka menolong Rasulullah saw juga dermawan, beliau senang memberi makan orang yang kelaparan serta menjenguk orang sakit, seperti dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

Dari Abu Musa al-Asy’ari ra berkata: “Rasulullah saw bersabda: Berilah makan kepada orang yang lapar, kunjungilah orang sakit, dan lepaskanlah tawanan.”   (HR. Bukhari)

Dikatakan juga oleh Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah saw adalah seorang yang dermawan dan juga murah hati, pun dalam menghadapi musuh beliau menghadapinya dengan penuh kesabaran. Rasulullah saw merupakan seorang yang pemalu, Abu Sa’id Al Khudri berkata “Beliau adalah seorang yang pemalu melebihi gadis di tempat pingitnya.”

Rasulullah saw tidak pernah memandang ke atas, Rasulullah saw selalu menundukkan kepalanya ketika berjalan, saat berjalan beliau seolah-olah seperti sedang berjalan di jalan yang menurun, itu menandakan bahwa Rasulullah merupakan manusia yang sangat tawadu’ (rendah hati). Beliau juga tidak mau dibedakan dengan yang lainnya seperti saat duduk bersama sahabat, beliau ikut duduk tanpa ada pembeda di antara mereka.

Rasulullah adalah orang yang sangat sederhana, beliau tidak malu untuk melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh orang lain, beliau juga terbiasa menjahit pakaiannya sendiri bila robek, mengesol sepatu sendiri. Beliau tidak pernah membedakan antara orang kaya atau miskin, beliau selalu menghadiri undangan. Di semua tindakan beliau terdapat suri tauladan dan akhlak serta terdapat tata caranya, mulai dari cara bersisir, berjalan, sikap duduknya, cara makan, minum, berbicara, tidur, dan lain sebagainya. Semua yang dilakukan Rasulullah saw adalah penerapan dari Al-Qur’an, sehingga Rasulullah saw dijuluki sebagai Al-Quran yang berjalan karena beliau mengamalkan apa saja yang ada di dalam Al-Quran. 

Rasuullah tidak pernah duduk dan bangkit kecuali dengan berdzikir kepada Allah swt. Selain itu Rasulullah dikenal sebagai orang yang jujur, dapat dipercaya dan adil bahkan sejak sebelum menjadi Nabi, dengan diberi gelar Al-Amin (dapat dipercaya). Ketika itu masyarakat Mekkah dari berbagai suku berdebat mengenai siapa yang akan meletakkan Hajar Aswad di Ka’bah, kemudian seseorang diantara mereka mengusulkan Rasulullah sebagai peletak Hajar Aswad. Karena mereka mempercayai bahwa Muhammad adalah orang yang dapat dipercaya. 

Beliau juga hamba yang gemar beribadah, dalam sebuah hadits  yang diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id dan oleh Basyar bin Mu’adz dari Abu ‘Awanah dari Ziyad bin ‘Alaqah yang bersumber dari Mughirah bin Syu’bah r.a pernah menyaksikan Rasulullah melakukan shalat, ia bercerita:

قَامَ رَ سُو لُ اللّٰهِ ﷺ حَتَّي انْتَفَخَتْ قَدَ مَاهُ فَقِیْلَ لَهُ اَتَتَکَلَّفُ هَذَا وَقَدْ غَفَرَ اللّهُ لَكَ مَا تَقَدَّ مَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ. قَالَ: اَفَلَا أَکُوْنُ عَبْدًا شَکُوُرَا.

Rasulullah saw berdiri (shalat) sampai bengkak kedua kaki beliau. Beliau ditanya “Mengapa engkau membebani diri dengan hal yang demikian? Bukankah Allah swt telah mengampuni engkau dari segala dosa, baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Rasulullah menjawabnya, “Tidak patutkah saya menjadi hamba Allah swt yang bersyukur?”

Abu Hurairah ra juga menyaksikan Rasulullah melakukan hal yang sama. Meski Rasulullah telah dijamin masuk syurga dan bersih dari dosa namun beliau selalu meminta ampun dan bertaubat sehingga Rasulullah diberi julukan nabiyyuttaubah, dalam suatu riwayat beliau selalu bertaubat sebanyak 70 kali sehari bahkan ada yang mengatakan hingga 100 kali.

Rasulullah tidak hanya melakukan ibadah wajib saja, namun beliau juga senang melakukan ibadah-ibadah sunnah, di antaranya yaitu melakukan siwak sebelum shalat, shalat qiyamul lail dan lain sebagainya. Nabi selalu mendirikan qiyamul lail, apabila beliau tertidur dan tidak sampai melakukan shalat malam, maka beliau menggantinya di siang hari sebanyak 12 rakaat. Hal ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id dari Abu ‘Awanah dari Qatadah dari Zurarah bin Aufa dari Sa’id bin Hisyam yang bersumber dari ‘Aisyah ra.

Karena begitu mulianya akhlak Rasulullah saw, maka beliau menjadi manusia yang dijadikan sebagai suri tauladan. Sampai akhirnya Allah swt memuji beliau dalam Al-Quran.

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS.Al-Qalam: 4)

Dan dari akhlak beliau yang mulia beliau banyak mendapat gelar, di antaranya: 

* Ahmad : yang terpuji karena akhlaknya yang mulia.

* Baiturrahman : orang yang penuh kasih sayang bahkan dalam perang sekalipun.

*As-Shidiq : manusia yang paling jujur dan benar. 

Adapun keindahan fisik beliau di antaranya beliau itu berbadan sedang, tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek, kulitnya tidak hitam juga tidak putih, rambutnya ikal, beliau tidak memiliki uban dan rambut putih di janggut sampai berjumlah 20 helai. Seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Raja’ Qutaibah bin Sa’id dari Malik bin Anas, dari Rabi’ah bin Abu Abdurrahman yang bersumber dari Anas bin Malik ra. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah merupakan laki-laki yang berperawakan sedang, bahunya datar, rambutnya sampai daun telinga.

Telapak tangannya lebar dan lembut, harum melebihi minyak kasturi , bahkan tidak ada kain sutera selembut telapak tangan beliau. Wajah beliau begitu bercahaya, Abu Hurairah pernah berkata bahwa saking bercahayanya wajah Rasulullah seakan-akan matahari berjalan di wajahnya. Abu Kabir al-Khudzali menggambarkan keindahan wajah Rasulullah dalam sya’irnya “Jika kulihat raut wajahnya, ada kilauan yang memancar di sana.” Abu Bakar juga pernah berkata bahwa Rasulullah bagaikan bulan purnaama yang menghilangkan kegelapan.

Dalam menggambarkan keindahan fisik Rasulullah, Sayyidina Ali bin Abi Thalib sedikit menambahkan “Rasulullah itu bukan orang yang tinggi atau pendek, beliau tidak berambut kaku dan juga tidak keriting, tidak kurus juga tidak gemuk, wajahnya sedikit bulat, matanya sangat tajam, bulu matanya panjang, bahunya bidang, telapak tangan dan kakinya tebal, jika berjalan seolah-olah berjalan di jalan yang menurun, saat menoleh seluruh badannya ikut menoleh, terdapat cincin nubuwwah di antara kedua bahunya, dadanya bidang, paling jujur bicaranya, dan baik akhlaknya.”

Referensi

Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah, Pribadi dan Budi Pekerti Rasulullah SAW, Terj. M. Tarsyi Hawi, , Jawa Barat: CV. Penerbit Diponegoro, 2014.

Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Fiqhus Sirah: Dirasat Manhajiah ‘Ilmiyah li Siratil Mustafa ‘Alaihish Shalatu was Salam, Terj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Lc, Sirah Nabawiyah: Analisis Ilmiyah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW, Jakarta: Robbani Press, 2006. 

Indah Permata Sari, Nabi Muhammad SAW, Jakarta Selatan: La Tahzan, 2014.

Muhammad Abdul Azis Al- Khuly, Adab Nabi SAW Perilaku Nabi dalam Menjalani Kehidupan, Terj. Miftahul Khoiri, S. Ag, , Jogjakarta: Hikam Pustaka, 2010.

Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, Terj. Kathur Suhard, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2018.

Oleh : Nazilatuz Zaeniyah, Semester III

This Post Has One Comment

  1. Asep Mulyadi

    Ahlan wa Sahlan wa marhaban Sahrul Robiul Awal… Artikel yang sangat bagus, dengan waktu yang sangat tepat. Mengingatkan kembali kepada Kita mengenai Sirah Nawabi. Malam ini sudah masuk bulan Robiul Awal dimana pada bulan ini Manusia Agung telah lahir. Basyarun La kal Basyari. Banyak suri teladan yang baik yang bisa Kita ambil sebagai kebiasaan baik yang mana masa sekarang sudah mulai banyak dilupakan. Sekali lagi terima kasih atas tulisannya. Semoga di bulan maulid Nabi Muhammad ini Kita senantiasa mendapatkan barokah nya. Insya Allah. FHM

Leave a Reply