Ibnu Sina: Bapak Kedokteran Modern

Ibnu Sina: Bapak Kedokteran Modern

@MAHADALYJAKARTA – Nama lengkap beliau adalah Abu ‘Ali al-Husain ibnu ‘Abdillah ibn Hasan ibnu Ali Sina. Ia juga memiliki nama lain yakni Sharaf al-Mulk, Hujjat al-Haq, Sheikh al-Rayees atau lebih akrab dengan nama Ibnu Sina, Avicenna. Bapak yang dijuluki sebagai Bapak Kedokteran Modern ini lahir di Afshona, Uzbekistan, 22 Agustus 980 M dan wafat di Hamedan, Iran, Juni 1037 M. Selama hidupnya Ibnu Sina telah memiliki beberapa karya tulis yang berjumlah kurang lebih 276 karya, salah satu karya nya yang paling terkenal berjudul Qanun Fi Al-Tibb (Canon of Medicine).

Baca Juga:

Ibnu Sina, Ilmuan Islam dengan Julukan “Father of Doctors”

Dikarenakan berlatar belakang madzhab Islamiyah semasa kecil nya Ibnu Sina sudah terbiasa mendengarkan beberapa ilmu, salah satunya hal yang berkaitan dengan ilmiah ataupun filsafat. Dan ini juga dikarenakan Sang Ayah yang juga gemar mempelajari berbagai macam ilmu, khususnya dibidang filsafat, astronomi, matematika, dan lain sebagainya. 

Ibnu Sina merupakan anak yang cerdas, hal ini terbukti ketika ia mulai mempelajari ilmu agama ketika berusia 10 tahun. Pada saat itu Ibnu Sina berhasil menghafal Al-Qur’an serta sudah mampu untuk mempelajari tentang ilmu logika. Lalu berlanjut pada saat usia 16 tahun ia mempelajari ilmu kedokteran dan bahkan ia tidak hanya belajar dari teori saja, melainkan langsung terjun memberikan pelayanan terhadap orang sakit. Oleh karena hal ini Ibnu Sina merasa kedokteran adalah ilmu yang lebih mudah dan menyenangkan daripada ilmu matematika, astronomi, metafisika, dan yang lainnya. Sejak itulah beliau mulai menemukan metode-metode baru dari perawatan dan juga lebih menonjol di bidang kedokteran.

Berlanjut pada saat umur ke-20 Ibnu Sina sudah mampu memberikan perawatan kepada pasien nya dan tak tanggung-tanggung beliau juga berkesempatan untuk mengobati Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366-387 H. Karena hal ini lantas Ibnu Sina diizinkan untuk menggunakan perpustakaan pribadi Sang Raja sebagai imbalan, tak ingin mensia-siakan Ibnu Sina pun lebih mengembangkan penelitiannya dan lebih berinovasi. Berlanjut pada usia ke-20 sang ayah meninggal dunia dan kemudian ia pindah ke Jurjan dikarenakan kekacauan politik yang terjadi, tak berhenti sampai disitu dari kota Jurjan ia berpindah ke Hamazan (bagian barat Iraq). Dari sinilah ia mulai berkecimpung dalam dunia politik dan berkembang menjadi politikus andal hingga Ibnu Sina juga pernah diangkat sebagai Menteri di Istana Syam Al-Daulah.

Dikarenakan kecerdasan dan kemahiran nya Ibnu Sina memiliki kontribusi yang luar biasa dalam kemajuan bidang kedokteran dan berbagai cabangnya. Dia telah melakukan penelitian besar dan mendapatkan penemuan penting yang diabadikan oleh sejarah kedokteran. Hal ini dapat dilihat dari beberapa karya nya yang dominan lebih banyak tentang kedokteran dan ilmu logika (filsafat). Bahkan ia juga dapat menemukan obat serta metode pengobatan yang jitu dan masih digunakan dalam ilmu kedokteran hingga sampai saat ini. Salah satunya Ibnu Sina menemukan bahwa pengobatan dapat dilakukan dengan cara menyuntikan obat ke bawah kulit dan orang yang pertama kali menemukan penyakit parasit serta masih banyak yang lainnya.

Di dalam salah satu bukunya yang paling terkenal yakni “The Canon of Medicine” Ibnu Sina juga mengenalkan penggunaan lintah sebagai perawatan untuk penyakit kulit dan terapi lintah tersebut menjadi salah satu metode yang disukai masyarakat Eropa. Buku ini juga banyak memuat berbagai metode pengobatan dan obat yang jitu bahkan buku ini juga digunakan sebagai rujukan dokter di Eropa dan dunia sampai abad ke 18. Untuk itulah Ibnu Sina layak dijuluki sebagai Bapak Kedokteran Modern.

Karya-Karya Ibnu Sina

Disebutkan bahwa jumlah karya Ibnu Sina mencapai 276 buah, baik berupa surat-surat, buku, maupun ensiklopedia yang dia tulis selama hidupnya. Ibnu Sina memang tidak pernah berhenti dalam berkarya, sesibuk apapun aktivitasnya. Berikut beberapa karya monumental Ibnu Sina :

  1. Kitab al-Qanun Fith Thib (Kanon Kedokteran)

Kitab ini merupakan ensiklopedia dalam bidang kedokteran, dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Buku ini merupakan rujukan terpenting untuk melarang ilmu kedokteran di Eropa hingga pasca masa kebangkitan. Pengetahuan yang termuat dalam buku ini mendapat pengakuan dari semua dokter Eropa. 

  • Buku ini terdiri dari lima bagian:
  • Bagian pertama, secara khusus membahas tentang masalah-masalah kedokteran secara umum, seperti batasan-batasan kedokteran, dan objeknya. Selain itu juga dibahas mengenai anatomi tubuh, berbagai macam jenis penyakit, dan cara pengobatannya.
  • Bagian Kedua, memuat kosa kata dalam bidang kedokteran, atau obat-obatan, dan efek pengobatannya.
  • Bagian ketiga, membahas tentang berbagai macam penyakit pada semua anggota badan, dari kepala hingga kaki. Ibnu Sina menjelaskan gejala-gejalanya, dan cara mendiagnosa nya. 
  • Bagian keempat, secara khusus memuat macam-macam komplikasi penyakit yang menyerang lebih dari satu anggota badan. Dia juga menjelaskan tentang tumor, patah tulang, beserta cara penanganannya. 
  • Bagian kelima, secara khusus membahas tentang jenis obat-obatan buatan, dan campurannya. 
  1. Kitab Arjuzah Ibnu Sina Ath-Thibbiyah

Kitab yang berupa sajak yang terdiri dari 1329 bait ini merupakan ringkasan dari kitab Al-Qanun, sehingga dapat dijadikan buku dokter harian yang mudah dihafal, dan dapat digunakan secara praktis. Buku ini juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, dan menjadi pegangan dokter-dokter Eropa pasca masa kebangkitan Eropa. 

  • Mausu’ah Asy-Syifa’

Karya Ibnu Sina yang satu ini merupakan ensiklopedia berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti: Filsafat, logika, dan ilmu pengetahuan alam. Dalam buku ini, Ibnu Sina membahas tentang fenomena alam yang penting seperti terbentuknya gunung, sebab-sebab terjadinya gempa bumi, terbentuknya awan, dan kabut, terjadinya pengembunan, jatuhnya meteor, munculnya pelangi, dan berbagai fenomena alam lainnya. 

Karya-karya Lain Ibnu Sina

 Berikut ini adalah karya-karya lain dari Ibnu Sina, yang memiliki kontribusi penting dalam berbagai disiplin ilmu: 

  • Bidang logika, Isaguji, membahas ilmu logika Isagoge
  • Fi Aqsam Al-Ulum al-Aqliyah, (Tentang Pembagian Ilmu Rasional), buku mengenai pembagian ilmu-ilmu rasional. 
  • Bidang Metafisika, Illahiyyat (ilmu Ketuhanan)
  • Bidang psikologi, kitab an-najat buku tentang kebahagiaan jiwa.
  • Bidang Geologi, Fi ad-Din, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latina menjadi Liber den Mineralibus, mengenai mineral.
  • Bidang syair, dan prosa, Al-Qashidah al-Ainiyyah, syair-syair tentang jiwa manusia.
  • Bidang sastra Arab, Risalah fi Asbab Huduts al-Huruf, risalah tentang sebab-sebab terjadinya huruf.
  • Cerita-cerita roman fiktif, Risalah ath-Thayr, cerita seekor burung.
  • Bidang politik, Risalah as-Siyasah, (buku politik).

Dari sini dapat dilihat bahwa Ibnu Sina memiliki peran yang penting dalam sebuah kemajuan penelitian dunia dari berbagai bidang. Dan dari sini kita dapat tahu bahwa penemu-penemu Bukan hanya dari negara maju ataupun adidaya. Bahwa semua orang bisa menjadi penemu jika ada kemauan dan kesungguhan.

Referensi :

Ibn Sina, Al-Qanun Fi At-Tibb, Terj.Titin Nurhayati Ma’mun, Ikhwan, dan Ginanjar Sya’ban, Bandung: UNPAD PRESS, 2017.

Wildan Syamsu D, Bapak Kedokteran Modern, Filsuf, dan Seorang Ilmuwan Muslim IBNU SINA.

https://online.anyflip.com/qfaan/ivhj/mobile/ diakses pada 28 April 2019

Fatkhur Roji, Konsep Pendidikan Islam Menurut Ibnu Sina dan Ibnu Khaldun, Vol 4 No.2 2021 Pendidikan Islam Jurnal Pendidikan Islam.

Bang Moeh, Ibnu Sina Bapak Kedokteran Modern Dunia.

https://mimlabschoolstg.sch.id/ibnu-sina-bapak-kedokteran-modern-dunia-father-of-doctor/ diakses pada 18 Maret 2019.

Wiliam E. Gohlman, The Life Of Ibn Sina, New York: State University of New York Press 1974.

Kontributor: Ananda Putri Indriani, Semester II

Leave a Reply