Dalil Kemukjizatan Al-Qur’an

Dalil Kemukjizatan Al-Qur’an

Ma’had Aly – Manusia seperti halnya makhluk yang lain, berada dalam pemeliharaan Allah swt., sejak kelahiran hingga kematiannya. Setiap manusia memiliki suatu pedoman untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan, seperti halnya al-Qur’an yang dijadikan pedoman oleh setiap umat Islam.

Kita tahu bahwa al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat abadi yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril as. Hal ini dijadikan salah satu alasan kandungan kitab suci tersebut terus menerus digali oleh para pengkajinya. Mereka berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang keaslian al-Qur’an, kebenaran kandungannya, nilai-nilai universal yang terkandung di dalamnya, dan eksistensinya.

Salah satu yang dikaji di dalamnya sebagai bukti kemukjizatan yaitu, studi tentang bagaimana al-Qur’an sendiri mampu melindungi isinya dari berbagai serangan, baik yang bentuk ketidakpercayaan, maupun keragu-raguan sampai pengingkaran terhadapnya. Sebagai mukjizat, ia memuat hakikat  wujud mutlak yang dapat di pahami secara relatif sesuai dengan latar belakang pengetahuan.

Beberapa sisi kemukjizatan al-Qur’an, di antaranya:

Keindahan dan keunikan gaya bahasa beserta sastra al-Qur’an yang berbeda dengan keindahan sastra dan gaya bahasa yang dimiliki oleh orang-orang Arab. Meskipun memiliki keindahan sastra yang tinggi tetapi al-Qur’an mudah difahami. Selain itu, kefasihan bahasa di dalamnya yang tidak mungkin dapat ditandingi dan diciptakan oleh semua makhluk termasuk jenis manusia. Ini tertera dalam QS. Al-Isra’: 88 yang artinya, Sesungguhnya jika jin dan manusia berkumpul untuk membuat yang serupa dengan al-Quran. Niscaya mereka tidak akan mampu membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”

Al-Qur’an menampilkan berita-berita yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh otak manusia kecuali melalui pemberitaan wahyu al-Qur’an itu sendiri. Di dalamnya mengisahkan nabi-nabi terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum adanya Nabi Muhammad saw. Selain peristiwa terdahulu, al-Qur’an mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, baik yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat.

Tidak ada pertentangan antara konsep-konsep yang dibawakan al-Qur’an dengan kenyataan hasil penemuan dan penyelidikan ilmu pengetahuan yang dibawanya mencakup ilmu pengetahuan syariat dan ilmu pengetahaun tentang jagat raya. Salah satu contohnya ilmu astronomi tentang penciptaan alam (teori Big Bang), terdapat dalam penggalan surah Al-Anbiya ayat 30 yang artinya “Dan apakah orang-orangkafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya,…”

Bukti-bukti lain yang menunjukan al-Qur’an merupakan suatu mukjizat yaitu: tersebar luas di muka bumi ini, yang pada awalnya hanya tersebar di Jazirah Arab, khususnya di Kota Mekkah, daearah yang belum mengenal peradaban dan kebudayaan, sebagaimana yang telah dihasilkan oleh berbagai masyarakat lain yang dianggap maju pada masa itu.

Hukum alam sendiri juga menegaskan bahwa al-Qur’an merupakan cerminan dan sandaran bagi peradaban masyarakat, Arab sebagai tempat kitab ini diturunkan dan sekaligus membuat mereka menjadi masyarakat yang berbudaya. Dengan cara ini, menegaskan bahwa pilihan yang jatuh kepada masyarakat dan lingkungan tertentu merupakan mukjizat pertama yang dapat mengalahkan hukum alam. Al-Qur’an melahirkan satu peradaban baru dan membentuk lingkungan yang berperadaban tinggi, baik dari segi pemikiran maupun sosial kemasyarakatan.

Al-Qur’an dibawa dan disebarluaskan kepada penduduk bumi ini oleh Rasulullah saw. Salah seorang penduduk Makkah yang belum pernah mengecap pendidikan dan pengajaran meski hanya sedikit. Rasulullah sebelum diturunkannya al-Qur’an, hidup selama empat puluh tahun ditengah tengah masyarakatnya, tetapi selama kurun waktu itu ia tidak pernah mendapat pendidikan atau pengaruh ilmu pengetahuan dan sastra apa pun, sebagaimana yang dinyatakan dalam al-Qur’an:

Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur’an) sesuatu kitab pun dan kamu (tidak) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang-orang yang mengingkari(mu). (Al-Ankabut ayat 48).

Demikianlah bukti-bukti tentang kemukjizatan al-Qur’an yang mampu mengalahkan kekuatan hukum alam. Jika al-Qur’an turun dan tercipta sesuai dengan hukum alam, maka tidak akan mungkin ia diturunkan kepada seorang individu yang buta huruf, yang sama sekali tidak mengenal peradaban meski peradaban masyarakatnya ketika itu masih sangat sederhana. Nabi saw. juga tidak mengetahui ilmu bahasa dan berbagai pengajaran ilmu yang berkaitan dengan bahasa tetapi mampu menyebarkan sutau karya sastra yang bernilai tinggi, yang melebihi kemampuan para ahli bahasa dan sastra manapun.

 

Referensi:

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 2002.

Baqir Hakim, Ulumul Quran, Jakarta: Al-Huda, 2006.

Mana’ul Quthan,  Pembahasan Ilmu Al-Quran, terjemahan Halimuddin, Jakarta: PT. Renika Cipta, 1995.

Muhammad Ali, Ulumul Quran, Bandung: Al  Ma’arif, 1987.

Oleh : Iin Zainan, Semester V

Leave a Reply