Benteng Aleppo: Saksi Abadi Kejayaan Sejarah & Pertahanan Dunia Islam
MAHADALYJAKARTA.COM—Benteng Aleppo merupakan sebuah bangunan yang mengelilingi sebuah istana di kota tua Aleppo di bagian utara Suriah. Benteng Ini merupakan kastil tertua dan terluas di dunia dan juga struktur arsitektur paling bersejarah. Benteng ini bukan hanya menjadi simbol ketahanan tetapi juga mencerminkan perjalanan panjang peradaban manusia di kawasan Timur Tengah. Benteng ini berada di tempat yang strategis yang menjulang tinggi di sekitar lanskap kota.
Tercatat dalam sejarah benteng ini telah digunakan sejak tahun milenium ke-3 SM. Kota ini disebut sebagai kota tertua yang dihuni banyak peradaban dari waktu ke waktu termasuk Yunani, Bizantium, Ayyubiyah, Mamluk, dan Ottoman. Pada masa kekaisaran Romawi dan Bizantium, Benteng ini sudah menjadi pusat pertahanan utama. Namun, pengaruh besar terhadap desain dan pengembangan arsitektur benteng terjadi di era Islam.
Perkembangan di Era Islam
Setelah Aleppo ditaklukkan oleh umat Islam, Dinasti Hamdanid menjadi penguasa pertama yang membangun benteng dan menjadikannya pusat kekuasaan militer di wilayah tersebut. Selanjutnya, Nur al-Din dari dinasti Zangid menambahkan berbagai bangunan termasuk masjid kecil. Pada masa Dinasti Ayyubiyah, di bawah pemerintahan Sultan al-Zahir Ghazi, benteng ini mengalami rekonstruksi besar. Beberapa benteng baru, gerbang utama, menara-menara tinggi, dan sistem pertahanan canggih dibangun. Sehingga menjadikan benteng ini Aleppo sebagai markas militer yang sangat kuat (Saufi 2015).
Setelah berakhirnya kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Aleppo, Benteng ini tetap dipertahankan oleh dinasti-dinasti berikutnya, seperti Mamluk dan Ottoman, yang terus merawat dan mempertahankan dan melestarikannya. Pada masa Dinasti Mamluk, Benteng ini mengalami beberapa kali renovasi, terutama setelah gempa bumi karena mengalami kerusakan. Sedangkan pada masa pemerintahan Ottoman fungsi benteng ini bertambah menjadi pusat administratif (Man 2015).
Setelah memasuki era modern, benteng ini tetap dipertahankan dan terus berfungsi hingga hari ini. Lebih dari sekedar situs bersejarah. Akan tetapi benteng ini tetap menjadi simbol kebanggaan nasional bagi rakyat Suriah. Usaha pelestariannya tidak hanya dilakukan oleh pemerintahan setempat, bahkan melibatkan dukungan UNESCO dan berbagai organisasi internasional. Proses pemeliharaan yang berkelanjutan menunjukkan betapa pentingnya benteng ini sebagai warisan dunia, sekaligus saksi bisu dari perjalanan sejarah panjang Kota Suriah.
Arsitektur Benteng Aleppo
Benteng Aleppo, salah satu arsitektur militer paling bersejarah di dunia. Benteng ini memiliki sejarah panjang yang selalu mencerminkan pengaruh berbagai peradaban Islam. Benteng ini memiliki tata letak yang strategis, dan memberikan keunggulan untuk pertahanan. Letaknya yang tinggi memungkinkan pandangan luas ke seluruh wilayah sekitar, dan yang paling penting untuk pengawasan dan pengendalian militer (K Hitti 2002).
Benteng Aleppo dibangun menggunakan material yang kokoh dan tahan lama, seperti batu besar yang dihiasi dengan motif sederhana, namun tetap menampilkan keindahan yang abadi. Blok-blok batu gamping yang mengkilap menambah kesan elegan pada bangunan ini. Meskipun dekorasinya tidak rumit, benteng ini tetap memancarkan keindahan yang menjadi simbol kebanggaan seni Arab (K Hitti 2002). Selain itu benteng ini dikelilingi parit berisi air dengan kedalaman 22 meter dan lebar 30 meter, yang berfungsi sebagai gerbang utama sebagai pelindung tambahan, sehingga membuat penyusup untuk masuk ke dalam.
Arsitektur paling menonjol dari benteng ini adalah gerbang utamanya. Dirancang untuk memberikan perlindungan yang maksimum, gerbang ini memiliki jalan masuk yang berkelok-kelok dan beberapa lapisan pertahanan, termasuk jembatan gantung dan menara panjang. Benteng ini dibangun pada masa Dinasti Ayyubiyah pada abad ke-12, gerbang ini dihiasi dengan ornamen yang mencerminkan seni Islam, seperti ukiran batu bermotif geometris dan tulisan Arab yang indah. Untuk memperkuat citra megah dan simbolnya menjadi pusat kekuatan dan kebanggan.
Perlu kita ketahui juga bahwa benteng ini tidak hanya berfungsi sebagai benteng militer, tetapi juga berkembang menjadi sebuah kota mewah dengan berbagai fungsi. Di dalamnya terdapat bangunan-bangunan perumahan seperti istana, pemandian,dan fasilitas keagamaan seperti masjid, kuil serta instalasi militer seperti gudang senjata dan menara tempat latihan pertahanan dan elemen-elemen pendukung (air sumur dan lumbung).
Benteng Sebagai Perjuangan Umat Islam
Selama bertahun-tahun, Benteng Aleppo telah menyaksikan banyak berbagai peristiwa sejarah yang dramatis. Khususnya selama perang salib, benteng ini menjadi lokasi pertempuran antara pasukan Kristen dan Muslim. Selama perang salib, benteng ini bukan hanya pusat komando militer, tetapi juga sebagai psikologis yang menggerakkan semangat juang para Muslim.
Pasukan salib sering melakukan pengepungan untuk melemahkan benteng-benteng besar dengan menghancurkan dinding pertahanan menggunakan mesin perang. Sementara itu, pemimpin Muslim seperti Nur ad-Din dan Salahuddin melakukan serangan dengan balasan cepat. Karena mereka lebih paham tentang medan perang dan juga dibantu oleh penduduk setempat, mereka berhasil mengusir pasukan salib (Misbah n.d.).
Ketika pasukan salib merasa terancam dan wilayah mereka terancam, mereka mundur dari Aleppo. Namun, kemunduran ini hanya sementara, dan tak lama kemudian perang berdarah kembali berkobar dengan dimulainya Perang Salib Kedua (Abdurrahman 2015).
Setelah beberapa abad pertempuran, pasukan salib akhirnya gagal mempertahankan kekuasaan mereka di tanah suci dan sekitarnya, termasuk Aleppo. Kota berada di bawah kendali Muslim. Namun, selama periode perang salib, benteng ini menjadi simbol perlawanan yang sangat penting bagi muslim. Sebagai titik kunci yang menunjukkan ketahanan Islam di hadapan orang barat.
Dengan demikian, pertempuran selama Perang Salib di sekitar Aleppo merupakan bagian dari konflik yang luas antara dunia Kristen dan Islam, di mana Aleppo memainkan peran penting sebagai benteng pertahanan dan pusat pertahanan Muslim terhadap pasukan salib.
Dari berbagai peristiwa yang dilalui di Benteng Aleppo ini membuktikan simbol kekuatan dan ketahan yang telah berdiri selama ribuan tahun. Sebagai saksi bisu sejarah kota Suriah, Benteng ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat pertahanan, tetapi juga sebagai pusat peradaban yang melintasi berbagai zaman, dari era kuno hingga masa modern. Perannya sangat penting dalam sejarah, terutama perang salib dan juga menegaskan betapa pentingnya Aleppo bagi dunia Islam sebagai benteng pertahanan serangan dari luar. Meskipun terus dilanda konflik, benteng ini tetap menjadi sumber kebanggan rakyat Suriah dan warisan budaya paling berharga yang akan selalu mengingatkan kita kepada masa lalu.
Referensi :
Abdurrahman, Zen, Tanah Yang DiJanjikan Milik Siapa? edited by Nirmala, Yogyakarta: IRCiSoD, 2015.
K Hitti, Philip, History of Arabs, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2002.
Man, John, Salahuddin Al Ayyubi, Tangerang Selatan: Pustaka Alvabet, 2015.
Misbah, Muhammad. n.d, Akar Sejarah Perang Salib, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Saufi, Akhmad dan Hasmi Fadillah, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2015.
Agung Sasongko. Benteng Aleppo Saksi Kehebatan Arsitektur Islam. https://khazanah.republika.co.id/berita/pvusix313/benteng-aleppo-yang-megah-dan-sulit-ditaklukkan.[ Rabu, 07 aug 2019 15:15 WIB]
Situs Web Jaringan Pembangunan Aga Khan. Benteng Aleppo. https://www.akdn.org/hcsp/Syria/Syriapages10_15.pdf. [Diakses pada 14 Februari 2007].
Aleppo Saksi Bisu Kota Tua Bersejarah. https://pontas.id/2018/03/11/aleppo-saksi-bisu-kota-tua-bersejarah/. [11/03/2018].
Norah Soufraki. Sejarah Singkat Benteng Aleppo. https://www.arabamerica.com/a-brief-history-of-the-aleppo-citadel/. [19 Juli 2023]
Kontributor: Rani Wahyuni, Semester III
Editor: Yayu