MAHADALYJAKARTA.COM— Badan Eksekutif Mahasantri Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta berhasil menyelenggarakan Bahtsul Masail Mahasantri untuk kedua kalinya. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh mahasantri aktif ini dilaksanakan pada Sabtu (18/05) di Perpustakaan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Mahasantri disini sangat berperan aktif sebagai pelaksana kegiatan yang antusias dalam menyampaikan pendapat serta gagasan mereka.
Bahtsul Masa’il kali ini mengusung tema Sejarah Perang Jamal: Dimensi Historis, Teologis, dan Politik dalam Islam. Tema ini ditujukan agar mahasantri lebih mendalami dan memperkuat wawasan tentang konflik perang jamal secara komprehensif. Selain itu, adanya bahtsul masa’il akan membuka cakrawala dan dapat meningkatkan kemampuan critical thinking sehingga mahasantri dapat menghubungkannya dengan dinamika politik masa kini.
Ketua Panitia Bahtsul Masail, Lula Chaerunnisa menuturkan, Bahtsul Masail ini diadakan tak lain dan tak bukan agar mahasantri mampu melihat dan menilai keputusan para sahabat, bahwa mereka punya ijtihad masing-masing, dan tidak serta-merta bisa disalahkan. Karena diusungnya tema ini akan berdampak pada sikap mahasantri, dikarenakan banyaknya ragam pandangan terkait peristiwa ini, Insya Allah dapat menumbuhkan sikap saling menghargai perbedaan, sebagai bentuk refleksi dari konflik Perang Jamal itu sendiri.
Acara dibuka oleh Are Raffa Heizar selaku moderator kemudian dilanjut pemaparan pendapat oleh seluruh mahasantri. Dalam forum, mahasantri begitu antusias dan setiap kelompok saling adu gagasan atas hasil diskusi ilmiah kelompok mereka. Akhir acara, diadakan sesi khusus yang dipegang sepenuhnya oleh Ustadz Muhammad Abror, S. Ag, MA. untuk mengulas kembali pendapat mahasantri serta memberikan kesimpulan terkait semua konflik permasalahan yang telah dibahas.
Kegiatan berjalan sukses karena mahasantri begitu antusias dan setiap kelompok saling adu gagasan atas hasil musyawarah ilmiah mereka. Secara garis besar, bahtsul masail ini mengulas dan mengkaji terkait 4 poin utama sebagai berikut:
- Bagaimana latar belakang terjadinya Perang Jamal, mengingat para pihak yang terlibat merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW?
- Mengapa konflik bisa terjadi di antara tokoh-tokoh utama yang sangat dekat dengan Nabi, termasuk kalangan ahlul bait dan sahabat terkemuka?
- Apa dampak dari Perang Jamal terhadap legitimasi dan otoritas kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib?
- Bagaimana dampak jangka panjang dari Perang Jamal terhadap perkembangan politik dan kesatuan umat Islam pada masa-masa setelahnya?
Poin-poin utama pembahasan bahtsul masa’il dibahas dengan berpedoman referensi kitab-kitab tarikh klasik, seperti Tarikh Khulafa, Fiqh Siroh, Tarikh At-Thabari, juga berbagai jurnal ilmiah. Pembahasan perang jamal juga diusut dan disambungkan dengan peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan serta peristiwa haditsul ifki antara Sayyidina Ali dan Sayyidah Aisyah Ra. Dengan adanya bahtsul masail seperti ini, mahasantri dapat memandang peristiwa dari berbagai dimensi sejarah, seperti dimensi etika, politik, dan sikap yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam masa kini dalam menanggapi hal tersebut.
Alhamdulillah acara berjalan lancar dan meriah, BEM juga mengucapkan terimakasih atas partisipasi seluruh peserta, dewan mushohih, dan panitia pendukung acara yang turut mensukseskan acara ini. Harapannya, semoga kegiatan berbasis ilmiah seperti ini sering terealisasikan sebagai sarana mahasantri dalam menguatkan intelektual dan mengasah critical thinking, serta menjadi ruang dialog edukatif dalam membangun ukhuwah Islamiyah yang kokoh berdasarkan ilmu pengetahuan.
Pewarta: Siti Sofia Rohati, Semester 2.