Beberapa Manfaat Puasa Menurut Syekh ‘Izzuddin ‘Abdul Aziz bin Salam

Beberapa Manfaat Puasa Menurut Syekh ‘Izzuddin ‘Abdul Aziz bin Salam

MAHADALYJAKARTA.COM – Puasa menjadi salah satu bagian dari rukun Islam yang diwajibkan pelaksanaannya di bulan suci Ramadhan. Puasa sendiri secara bahasa berarti menahan. Adapun secara istilah puasa artinya adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa dengan cara-cara yang telah ditentukan atau dikhususkan. Adapun kewajiban berpuasa ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam al-Qur’an yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 183).

Ayat tersebut menjelaskan mengenai kewajiban berpuasa kepada umat Nabi Muhammad Saw guna mendidik jiwa agar senantiasa takut kepada Allah Swt. Karena sesungguhnya puasa menjadi salah satu sebab diampuninya dosa-dosa manusia yang bisa menjerumuskannya ke jurang api neraka. Puasa mengandung banyak keutamaan dan manfaat.  Lantas apa saja manfaat berpuasa tersebut? Menurut Syekh ‘Izzuddin (w. 660 H)  dalam kitab Maqasid as-Shaum (Langitan: Toko Induk Langitan), halaman 4-11, ada beberapa manfaat puasa di antaranya:

Pertama, mengangkat derajat manusia. Rasulullah Saw bersabda: “Apabila datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu syurga akan dibuka, pintu-pintu neraka dikunci dan setan-setan dibelenggu.” Artinya di bulan tersebut manusia memiliki peluang yang sangat besar untuk menggapai derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Selain terbukanya pintu syurga dan terkuncinya pintu neraka, Allah Swt juga mengatakan bahwasanya semua amalan yang dilakukan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Karena puasa itu untuk-Nya dan Allah lah yang akan membalasnya.

Rasulullah Saw bersabda, “Setiap amal yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan oleh Allah Swt pahalanya. Setiap satu kebaikan maka dicatat baginya sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat. Allah Swt berfirman kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya karena orang yang berpuasa itu meninggalkan syahwat dan makanannya karena kemuliaan-Ku.”

Adapun maksud dari kalimat “wa ana ajzii bihi” (dan Akulah yang akan membalasnya) adalah bentuk kekhususan atau keistimewaan yang diberikan oleh Allah Swt terhadap bentuk balasan atau pelipatan kebaikan yang diberikan seperti apa (hanya Allah yang tahu). Hal tersebut dikarenakan puasa tidak mengandung perbuatan riya. Hanya Allah semata-mata yang mengetahuinya. Berbeda dengan amalan-amalan lainnya yang kerap kali terjangkit riya, baik kadarnya sedikit atau banyak.

Kedua, pembebasan akan segala kesalahan. Puasa dapat membebaskan kita dari berbagai kesalahan dan dosa yang kita lakukan selama hidup di dunia. Rasulullah Saw bersabda, “Ramadhanu ila Ramadhana mukaffiraatu ma baianahunna, idza ujtunibati al-kabairu,” artinya, “Adapun Ramadhan yang satu dengan Ramadhan yang akan datang itu membebaskan dosa-dosa yang dilakukan di antara keduanya, selama ia menjauhi dosa-dosa besar.” Di  dalam hadis lain Rasulullah Saw bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَبًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang melaksakan puasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharapkan pahala maka diampuni dosa-dosanya terdahulu.

Ketiga, menaklukkan syahwat. Hal tersebut dikarenakan orang yang berpuasa akan menahan dirinya dari yang membatalkan puasa di antaranya yaitu makan dan minum. Dengan kosongnya perut maka akan mendorong manusia untuk menjauhi berbagai maksiat, karena setan menggoda manusia untuk melanggar perintah-perintah Allah Swt melalui syahwat tersebut. Ketika seseorang merasa lapar maka semakin kecil pula peluang setan untuk menggoda manusia. Rasulullah Saw bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وجاءٌ

 “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kalian yang telah mampu menikah maka hendaklah ia menikah karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah ia berpuasa, sebab ia bisa mengendalikanmu.” 

Menurut Imam al-Ghazali dalam kitab Minhaj al-‘Abidin, ada beberapa dampak buruk jika seseorang dalam keadaan kenyang diantaranya: Mengeraskan hati karena hati diibaratkan seperti tanaman, di mana ia akan mati jika terlalu banyak air; mendorong untuk melakukan maksiat, mengurangi kecerdasan, menyebabkan malas beribadah karena dengan banyak makan menyebabkan tubuh seseorang menjadi berat, mata menjadi mengantuk dan anggota tubuh lain menjadi lemah sehingga ada rasa malas dan berat ketika hendak melaksanakan ibadah.

Keempat, memperbanyak sedekah. Hal tersebut dikarenakan orang yang berpuasa merasakan sakitnya menahan lapar, sehingga hal tersebut bisa mendorong seseorang untuk memberikan sedekah berupa makanan kepada orang-orang yang membutuhkan dan senantiasa mengingat orang-orang yang lapar di sekitarnya.

Kelima, meningkatkan rasa syukur kepada Allah Swt. Puasa akan mengingatkan seorang hamba akan banyaknya nikmat yang Allah Swt berikan padanya, khususnya saat ia merasakan kenyang. Sebab, kenikmatan tidak akan diketahui kadarnya kecuali telah hilang.

Keenam, menyehatkan badan. Di dunia kesehatan telah terbukti bahwasanya puasa dapat mencegah dari berbagai macam penyakit. Nabi Muhammad Saw bersabda: “Shumuu tasihhu”  artinya, berpuasalah maka kalian akan sehat. Dilansir dari https://www.halodoc.com/artikel/jangan-khawatir-sakit-ini-manfaat-berpuasa-untuk-kesehatan ada beberapa manfaat puasa diantaranya: mengontrol gula darah, secara efektif ampuh melawan inflamasi atau peradangan, meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan fungsi otak, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan, memperpanjang umur dan mencegah penyakit kanker serta meningkatkan efektivitas kemoterapi.

Semoga dengan membaca beberapa manfaat puasa tersebut dapat mendorong kita untuk lebih bersemangat dalam menjalankan hari-hari di bulan yang penuh berkah ini dan bisa konsisten menjalankannya di bulan-bulan berikutnya.

Kontributor: Robiah, Semester VI

Editor: Dalimah NH

Leave a Reply