Ma’had Aly – Rasulullah adalah manusia paling sempurna yang diutus untuk seluruh manusia. Sosoknya sebagai contoh terbaik, figur ideal serta memiliki budi pekerti yang agung patut diteladani oleh umat muslim seluruhnya dalam kehidupan di dunia. Motivasi terbesar untuk meniru akhlak terpuji Rasulullah saw adalah dengan mencintai beliau, dengan demikian di dalam jiwa kita tertanam keinginan kuat untuk mempraktekkan akhlak terpuji tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Selain menjadi motivasi untuk meneladani Rasul, banyak hikmah yang didapatkan dari mencintai Rasulullah saw. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an pada surah Al-Ahzab ayat 21: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
Ada banyak cara untuk mencintai Rasulullah, salah satunya dengan mengenal sifat-sifat, sejarah kehidupan, dan budi pekerti beliau. Selain lewat hadis dan sejarah, banyak pula tulisan-tulisan yang menceritakan kemuliaan Rasul seperti kasidah dan syair. Sebuah karya sastra terkenal yang mengisahkan kehidupan Rasulullah yaitu Kitab Al-Barzanji. Karya sastra ini banyak dibaca dalam upacara keagamaan, termasuk di Indonesia. Isi dari kitab ini memuat kehidupan Nabi Muhammad dari masa kanak-kanak, remaja, hingga diangkat menjadi Rasul. Kitab Al-Barzanji juga mengisahkan perjuangan Rasul dalam mensyiarkan agama Islam dan kepribadian mulia beliau.
Kitab ini memiliki nama ‘Iqd Al-Jawahir (kalung permata) yang ditulis oleh Syekh Ja’far Al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim lahir di Madinah pada tahun 1690 M dan wafat pada tahun 1766 M. Kitab ini kemudian terkenal dengan nama Al-Barzanji diambil dari nama tempat asal keturunan penulis, yakni daerah Barzinj (Kurdistan). Syekh Ja’far Al-Barzanji memiliki perangai yang terpuji, dalam usia yang belia Syekh Ja’far Al-Barzanji sudah menguasai banyak bidang ilmu dan berguru pada ulama terkenal.
Pada tahun 1920 M, Syekh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris di sinilah kemudian kitab ini menjadi terkenal. Penulisan kitab ini memiliki tujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan terhadap Rasulullah saw., dan dapat meneladani akhlak beliau dalam kehidupan beragama maupun sosial di kehidupan sehari-hari.
Isi dari kitab Al-Barzanji ini secara garis besar terdiri dari beberapa bagian, yakni silsilah Nabi Muhammad saw., kisah kehidupan masa kanak-kanak Rasulullah saw. serta berbagai kejadian luar biasa yang dialami beliau, perjalanan pada masa remaja dan mulai terlihatnya tanda-tanda kenabian, pernikahan Rasul dengan Khadijah binti Khuwailid, hingga pada riwayat pertama kali beliau diangkat menjadi nabi dan rasul dan berlanjut dengan perjuangan dakwah Islam sampai akhir hayatnya.
Bentuk penulisan kitab Al-Barzanji ini berbentuk syair, prosa dan kasidah yang dituangkan dengan indah dan estetis. Keteraturan dan keindahan ini kemudian dapat menarik perhatian pendengar maupun pembaca, kemudian lebih mengagumkan bagi yang memahami arti dan maksudnya. Cara penulisan dalam bentuk syair atau prosa kemudian memudahkan bagi para pembaca untuk menghafal atau bahkan mendendangkannya.
Kitab Al-Barzanji sering dibaca pada berbagai kesempatan, contohnya antara lain dalam peringatan maulid nabi, pemberian nama bagi seorang bayi, acara khitanan, upacara pernikahan, dan lain sebagainya. Pembacaan Al-Barzanji ini dapat membawa manfaat sekaligus meningkatkan keimanan serta kecintaan kepada Rasulullah saw.
Pada acara-acara tersebut biasanya Al-Barzanji dibawakan dengan cara dilagukan. Macam-macam lagu tersbut antara lain: (1) lagu Rekby, dengan membacanya perlahan-lahan; (2) lagu Hejaz, dengan menaikkan tekan lagu Rekby; (3) lagu Ras, menaikkan tekanan suara yang lebih tinggi dari lagu Hejaz dan dengan irama yang beraneka ragam; (4) lagu Husain, membacanya dengan suara yang tenang; (5) lagu Nakwan, membacanya dengan suara tinggi dengan irama yang sama dengan lagu Ras; dan (6) lagu Masyry, melagukan dengan suara lembut serta dengan perasaan yang dalam. Pembacaannya dapat dilakukan berkelompok dan saling bersahut-sahutan dan ada pula membaca bergiliran satu per satu dari awal hingga akhir.
Kitab ini kemudian banyak disyarahkan oleh ulama-ulama ternama, termasuk oleh beberapa ulama Nusantara. Teks kitab Al-Barzanji dihafalkan dan dikomentari dalam bahasa Indonesia, Arab bahkan dengan bahasa Jawa. Antara yang terkenal mensyarahkan ialah Syekh An-Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, seorang ulama kelahiran Banten yang terkenal sebagai ulama dan penulis yang produktif dengan banyak karangannya. Syarah Al-Barzanji yang beliau tulis kemudian diberi nama “Madaarijush Shu’uud ila Iktisaa-il Burud” (Jalan Naik untuk Dapat Memakai Kain yang Bagus). Selain itu kitab ini juga disyarahi oleh Abu Ahmad Abdul Hamid Al-Kandali dengan judul “Sabil Al-Munji” (Jalan bagi Penyelamat). Dan ulama-ulama Nusantara yang lainnya.
Di beberapa daerah di Indonesia, pembacaan Al-Barzanji dijadikan tradisi rutinan yang biasa dilaksanakan di masjid atau mushala. Dalam tradisi ini banyak nilai dan hikmah yang didapat, diantaranya nilai pendidikan, nilai keagamaan, nilai sosial dan nilai moral.
Untuk menambah kecintaan terhadap Rasulullah saw, kitab Al-Barzanji ini memberi pengaruh besar dan manfaat yang banyak. Sehingga lewat susastra, umat muslim dapat meningkatkan keimanan dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad saw.
Referensi
Abdul Syukur Al-Azizi. 2017. Sejarah Terlengkap Peradaban Islam. Yogyakarta: Noktah.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Hitti, Philip K. 2002. History of The Arabs; Frowm The Earliest Time to the Present. Terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA.
Nasruddin Zuhdi. 2015. Ensiklopedi Religi. Jakarta: Republika.
Rara Zarary. “Kisah di Balik Lahirnya Kitab Barzanji”.
https://www.google.com/amp/s/tebuireng.online/kisah-dibalik-lahirnya-kitab-barzanji/%3famp_markup=1
Samsul Munir Amin. The World Idol Muhammad Rasulullah. Jakarta: AMZAH.
Oleh Iis Nur Faizah, Semester III
Lau laka lau laka Ya Muhammad…. Seandainya bukan karena Engkau Ya Muhammad maka tidak Aku ciptakan dunia ini. Makhluk Agung yang sempurna. Baik secara dhohir maupun batin. Akhlak Mulia yang menjadi suri tauladan semua makhluk. Sungguh tidak akan cukup kata-kata untuk mengungkapkan keindahan Akhlak Beliau. Terima kasih atas tulisannya. Sangat bermanfaat untuk mengingatkan akan kecintaan Kita terhadap penghulu alam.
shollu ‘ala an nabii muhammad..