Nabi Muhammad saw, Panglima Perang dan Pemimpin Luar Biasa

Nabi Muhammad saw, Panglima Perang dan Pemimpin Luar Biasa

Ma’had Aly – Sebelum mengetahui lebih jauh mengenai kepemimpinan Nabi Muhammad, alangkah baiknya kita mengetahui lebih dulu asal-usul beliau. Muhammad merupakan putra Abdullah bin Abdul Muthallib, seorang pemuka Quraisy yang terkenal pada saat itu. Keluarga Nabi Muhammad disebut juga sebagai keluarga Hasyimiyah, yang dinisbatkan kepada kakeknya yaitu Hasyim bin Abdu Manaf. Rasulullah Saw diutus Allah sebagai pembawa risalah terakhir, sang juru selamat yang akan memberi Syafa’at kepada kita semua di hari akhir.

Rasulullah lahir di Mekkah pada Senin pagi, 09 Rabiul Awal tahun gajah, yaitu 40 tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan tepatnya tanggal 20 atau 22 April 571 M. Sejak usia remaja, Rasulullah sudah terbiasa berdagang bersama pamannya, yaitu Abu Thalib. Sehingga pada saat usia 15 tahun terjadilah perang Fijar, peperangan antara kaum Quraisy dan Kinanah berhadapan dengan Qais Ailan. Saat peperangan tersebut, Rasulullah ikut andil dengan cara mengumpulkan anak panah untuk paman-paman beliau guna dilemparkan kembali ke pihak musuh. Di sinilah awal mulanya Rasulullah bergabung di dunia peperangan.

Menurut Syekh Ramadhan al-Buthi dalam “Fiqh Sirah Nabawiyah” menyatakan bahwa di usianya yang masih remaja, Rasulullah saw. mulai mencari rezeki dengan menggembala kambing. Sebagaimana yang beliau utarakan mengenai dirinya, bahwa beliau pernah bekerja menggembala kambing milik penduduk Mekkah dengan upah beberapa qirath sehingga Allah telah memeliharanya dari sifat menyimpang para pemuda seusianya, seperti hura-hura, mabuk-mabukan, dll. Dengan demikian hikmah Allah telah menghendaki agar musuh-musuh Islam tidak menemukan jalan keraguan dan tidak menuduh beliau memiliki saham dalam dakwahnya kelak, sehingga jauh dari tangan-tangan yang memanjakan harta yang akan membuatnya hidup dalam kemegahan dunia.

Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin dunia yang besar, sifat utamanya dimiliki sejak masih dalam kandungan ibunya. Allah memberikan karunia khusus kepadanya dengan kepemimpinan yang meliputi segala bidang, seperti bidang rohani dan jasmani, mental dan fisik, bidang politik dan ekonomi, kebudayaan dan sosial serta politik dan ekonomi.  Sehingga bukan suatu hal yang biasa, jika Rasulullah mengetahui tentang strategi perang dan dasar-dasar ilmu kemiliteran.

Naluri kemiliteran telah membawanya ke kedudukan panglima perang yang istimewa, dan sanggup melaksanakan tugasnya di medan perang dengan hasil yang gemilang. Pada saat perang Badar Qubra, Rasulullah turun langsung memimpin ke medan perang, sehingga yang tergambar dalam ucapan Ali bin Abi thalib yaitu “Setelah perang berkecamuk sedahsyat-dahsyatnya, kami mengelilingi dan menjaga keselamatan Rasul yang telah maju paling dekat dengan musuh.” Sehingga peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin. Kemenangan ini nyata karena kehendak dukungan serta pertolongan Allah swt. dari balik ghaib bagi orang-orang muslim, agar mereka tidak terkecoh oleh kehebatan dan keberanian diri  sendiri, sehingga jiwa mereka tidak dalam kesombongan.

Dilihat dari segi kepemimpinan Nabi Muhammad dalam menjalankan tugas “Risalah Akhir” sebagai rahmatan lil ‘alamin, Rasulullah saw. mendakwahkan risalahnya dengan hikmah kebijaksanaan dan sabar, karena sabar merupakan salah satu sifat terpenting bagi pemimpin yang baik. Kepemimpinan Nabi Muhammad juga merupakan kepemimpinan yang agung, yang berpedoman pada wahyu Ilahi berdasarkan keimanan, keshalihan, dan ilmu pengetahuan yang tiada tandingannya. Sehingga dalam waktu yang singkat dakwahnya mampu tersebar kesegala penjuru dunia, sayap Islam telah menaungi Jazirah Arab dan sekitarnya.

Sejarah hidup Rasulullah saw. telah berhasil membangun dunia Islam dengan merubah dunia kejahiliahan menjadi dunia yang beradab dan cerdas, maka patutlah beliau menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini. Kesempurnaan sifat Rasulullah yang tiada tandingannya, bahkan orang yang keras sekalipun akan berubah menjadi lemah lembut di hadapan beliau dan mampu menarik perhatian manusia untuk masuk agama Allah secara berbondong-bondong. Ini hanya sebagian kecil sifat beliau yang disebutkan. Pada hakikatnya gambaran dan sifat beliau tidak diketahui persis secara detilnya.

Ada dua kelebihan dan keutamaan yag dimiliki Rasul sebagai pemimpin sekaligus panglima perang yang tidak ada tandingannya, yaitu:

  1. Sesungguhnya Rasul adalah seorang jendral yang sangat percaya terhadap diri sendiri.
  2. Perjuangannya dipersembahkan untuk membela dakwah islamiyah, serta mengukuhkan perdamaian, bukan untuk menimbulkan permusuhan apalagi penjajahan.

Nabi Muhammad sangat sukses menjadi panglima perang dengan menjalankan strategi kepemimpinan, seperti mengutamakan keadilan bagi seluruh prajuritnya, hanya memerangi musuh-musuh yang jelas hendak memerangi kaum Muslimin, menghimpun potensi khususnya laki-laki yang secara fisik cukup kuat langsung dikomandoi oleh Rasulullah, memberikan motivasi mengenai pentingnya kedudukan berjihad, dan menjaga kesolidan pasukan. Beliau berhasil menjalankan peranannya secara sempurna semasa hidupnya. Sebagai Nabi dan Rasul terbaik dari nabi-nabi sebelumnya, Nabi Muhammad merupakan seorang Kepala Negara yang patut diteladani dalam mengayomi masyarakatnya, dan menyatukan umat Islam, orang-orang Yahudi dan Nasrani serta orang Arab dari berbagai suku sehingga saling menghargai satu sama lain. Rasulullah membuat dirinya menjadi contoh bagi para penguasa dan khalifah dalam mengoreksi para pegawai dan bawahannya, mengenai sesuatu yang ditugaskan kepadanya. Beliau juga seorang suami yang baik bagi istri-istrinya dan ayah yang baik bagi anak-anaknya.

Semoga para pemimpin Indonesia saat ini maupun yang akan datang, mampu sedikit demi sedikit meniru langkah yang dilakukan Rasulullah saw. demi kemakmuran bangsa, sehingga menjadi pemimpin yang berkarakter seperti Nabi Muhammad yang disegani oleh kaumnya. Bukan hanya janji-janji semata yang dijanjikan, namun bukti yang nyata sebagaimana janjinya. Pemimpin sebagai jembatan bagi rakyat seyogyanya membangun kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat.

Referensi

Hasyjumi, Nabi Muhammad saw Sebagai Panglima P Jakarta: Pusat:PT. Mutiara Sumber Widya, 2009.

Ibnu Hisyam,  Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. Terj. Samson Rahman, Jakarta Timur: Akbar Media Eka Sarana, 2018.

Muhammad al-Khuly Abdul Azis,  Adab Nabi saw: Perilaku Nabi dalam Menjalankan Kehidupan. Terj. Miftahul Khairi. Yogyakarta: Hikam Pustaka, 2010.

Muhammad Ishom, Khutbah Konsep kepemimpinan Nabi Muhammad”, https://islam.nu.or.id/post/read/85336/konsep-kepemimpinan-nabi-muhammad/ diakses pada Ahad, 01 September 2019 pukul 13.23 WIB

Sa’id Muhammad Ramadhan Al-Buthy, Fiqh Sirah Nabawiyah. Terj. Ainur Rofiq Shaleh Tamhid, Jakarta: Rabbani Press, 1999.

Syeikh Shafiurrahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah: Rahiqul Makhtum, TerjKathur Suhardi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997.

Yusuf Fahmi, Sang Panglima Perang”, https://www.kompasiana.com/yusupfahmi/56062425b392736f05c25082/sang-panglima-perang/ diakses pada Ahad, 01 September 2019 pukul 12.52 WIB

Oleh : Milasari, Semester V

Leave a Reply