LDKM Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah; Sederhana, Sarat Makna

LDKM Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah; Sederhana, Sarat Makna

Kiai Ahmad Yazid Fatah, seorang kiai asal kota Banyuwangi Jawa Timur yang diberi kepercayaan oleh Kiai Nur Muhammad Iskandar, SQ untuk mengasuh salah satu cabang dari Asshiddiqiyah, yaitu pondok pesantren Asshiddiqiyah 07 di kawasan Cijeruk, kota Bogor provinsi Jawa Barat. Pesantren yang berdiri tahun 2012 ini, memiliki suasana yang asri, tenang, dan jauh dari kebisingan kota sehingga cocok untuk kegiatan belajar para santri serta sangat efisien untuk menghafal al-Qur’an tentunya. Maka tidak heran kebanyakan santri di sana sangat menguasai berbagai fan ilmu. Survey ini terbukti sebab penulis sendiri sempat belajar bersama santri Asshiddiyah 07 di hari kedua acara LDK. Dalam acara LDK Mahasantri, Kiai Yazid menyambut Mahasantri dari Asshiddiqiyah Pusat, Kedoya Jakarta Barat dengan begitu ramah.

Salah satu kegiatan yang diagendakan dalam acara LDKM tersebut ialah mendaki menuju curug Cibadak. Sebagai pengasuh pondok pesantren Asshiddiqiyah 07 Kiai Yazid memberikan wejangan dan nasehat kepada para pendaki untuk selalu menjaga sopan santun dan tingkah laku di mana saja berada, terutama saat perjalanan menuju curug. Sebab ada beberapa tempat yang memiliki penghuni dan tidak seharusnya dilewati oleh sebagian orang. Oleh karena itu Kiai Yazid berpesan dengan memberikan satu ijazah berupa do’a yang berbunyi سلام على نوح فى العلمين. Dianjurkan membacanya sebanyak tiga kali ketika para pendaki telah sampai di penghujung desa terakhir sebelum melanjutkan perjalanan menuju curug.

Dalam tiga hari itu Kiai Yazid memberikan cukup banyak wejangan berupa nasihat kepada Mahasantri Asshiddiqiyah Pusat. Termasuk pada hari terakhir kegiatan yaitu dalam acara penutupan LDK pada tanggal 6 Oktober 2018. Kiai Yazid mengutip hadits Nabi saw. yang berbunyi كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيّته. Maksudnya bahwa setiap diri kalian adalah pendidik, pemegang, pengayom, serta pemelihara baik untuk diri sendiri, orang lain, atau masyarakat umumnya. Kiai Yazid menceritakan salah satu kisah tentang Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari ketika dulu menjadi santrinya Kiai Kholil Bangkalan, Madura. Kiai Hasyim Asy’ari yang merupakan kakek Gusdur (w. 2009) sewaktu menjadi santri tidak hanya duduk mengaji kitab kuning seperti kebanyakan penuntut ilmu, melainkan juga diberi satu amanah berupa menggembala kambing oleh Kiai Kholil. Secara kasat mata pekerjaan semacam itu sama sekali tidak mengandung unsur edukasi dan tidak berhubungan dengan unsur pendidikan, justru tampaknya tidak lebih dari sekadar praktik perbudakan. Padahal, belakangan diketahui bahwa Kyai Kholil sangat memahami santrinya yang satu ini. Kyai Kholil mengetahui suatu hari Hadratussyaikh KH. Hasyim akan menjadi seorang ulama besar, akan menjadi pengayom masyarakat, maka dari itu Kiai Kholil mendidiknya dengan menjadi penggembala kambing supaya mampu memimpin masyarakat kelak. Lalu esensi dari menjadi penggembala ialah untuk melatih bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik untuk masyarakat di masa depan.

Lebih lanjut, Kyai Yazid juga menyampaikan kesan dari Bu Nyai Hj. Nur Jazilah istri dari Kyai Nur bahwa Bu Nyai merasa sangat senang karena santri-santrinya melakukan programnya dengan baik, dilakukan di dalam pondok pesantren sesuai dengan amanahnya. Pesan Bu Nyai dalam kegiatan LDK adalah program itu boleh dilakukan di mana saja selama masih dalam koridor pesantren. Karena peserta LDK merupakan para pemuda dan menurutnya, jiwa pemuda sangatlah cepat dan tergesa mengambil suatu keputusan dalam keadaan tertentu. Dan tentunya sebagai ibu kedua setelah ibu kandung para santri memang sudah selayaknya memperhatikan, mengayomi dan juga mengarahkan anaknya kepada yang baik-baik supaya menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Maka akan lebih baik jika dilakukan dalam naungan pesantren sebab pesantren masih memiliki rem atau pengendali bagi para santri dari pada di luar pesantren.

Selain itu, Kiai Yazid mengutip kitab Ihya’ Ulumiddin karya Imam Ghazali yang diartikan dengan : Janganlah sekali-kali santri itu tamak. Bahwa santri ketika telah keluar dari pesantren dan menjadi seorang da’i sebaiknya dibarengi dengan membuka suatu usaha apapun itu yang penting halal. Sebab jika tidak, ia hanya akan menunggu panggilan ketika seseorang memiliki acara tertentu. Apalagi untuk zaman sekarang ini kebanyakan da’i memasang tarif untuk berdakwah. Pesan lainnya ialah, Kiai Yazid sangat tidak menyukai santrinya yang berfoya-foya dan bermewah-mewah. Jika santri memiliki banyak uang ketika di pondok, maka sepuluh duapuluh tahun kedepan ia tidak menjadi apa-apa artinya ia tidak mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Kiai Yazid menceritakan kesederhanaan Kiai Nur Muhammad sebagai pendiri Asshiddiqiyah sebelum sakit, beliau selalu menghadirkan menu makanan santrinya di meja makannya sehingga merasakan makanan yang dimakan oleh santrinya. Begitu juga Kiai Yazid meniru kesederhanaannya di Cijeruk.

Lain dengan Hadratussyaikh, Kyai Kholil mendidik Abdul Karim dengan serius. Diceritakan bahwa satu kebiasaan Abdul Karim setelah pulang dari mengaji ialah bekerja secara diam-diam untuk mendapatkan sekarung padi lalu dikumpulkan. Melihat kebiasaannya tersebut, satu hari ia dipanggil tepat setelah pulang dengan sekarung padinya, lalu Kiai Kholil mengatakan kepadanya bahwa ayam-ayam miliknya belum makan seharian penuh. Kemudian Abdul Karim memberikan semua padinya yang telah dikumpulkan seharian itu kepada ayam-ayam kiainya. Dengan begitulah Kiai Kholil mengajarkan kepada para santrinya untuk tetap bersikap sederhana ketika di pondok pesantren. Maka benarlah perkataannya bahwa barang siapa yang hidup sederhana dan tidak bermewah-mewah di pesantren, ia akan berguna bagi masyarakat ketika pulang.

Terakhir, pesan dari penulis sendiri dari kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan selama tiga hari itu ialah sesuai dengan kutipan hadits dari Nabi saw. :

إذاوُسِدَالأمْرُإلى غَيْرِأَهْلِهِ فانْتَظِرِالسَاعَةَ

“Jika suatu perkara diberikan tidak kepada ahlinya maka tunggulah waktunya.”

Oleh : Ahmad Khoerul F.

This Post Has One Comment

  1. Dindin,5

    Alhamdulillah,
    Semoga dengan adanya acara ini bisa membuat kita banyak pengetahu beserta menambah wawasan yang cukup.
    Saling menjaga lingkungan sekitar, menghormati satu sama lain.

Leave a Reply