Keindahan Fisik dan Budi Pekerti Rasulullah saw

Keindahan Fisik dan Budi Pekerti Rasulullah saw

Ma’had Aly – Rasulullah saw. adalah sosok yang sangat istimewa karena keindahan fisik dan budi pekertinya. Sungguh, tidak akan cukup kata-kata yang ada untuk melukiskan keindahannya. Tidaklah heran jika semua hati mengagungkan dan memuliakannya, orang-orang yang pernah bergaul dengan beliau akan begitu sangat mencintai beliau. Tidak peduli meski kepala harus terpisah dari tubuh, nyawa taruhannya dan apapun yang akan menimpa diri. Tidaklah ada manusia yang dicintai seperti itu, kecuali karena dia memiliki banyak hal sempurna yang tidak dikaruniakan kepada sembarang orang. 

Berikut ini, terdapat beberapa riwayat dari para sahabat yang menjelaskan keindahan fisik dan budi pekerti Rasulullah saw.

  • Keindahan Fisik Rasulullah saw.

Telah diriwayatkan dari beberapa sahabat, bahwa Rasulullah saw sangatlah tampan, wajahnya cerah dan rupawan, dan kulitnya putih bersih. Fisiknya sangat bagus, tidak tinggi dan juga tidak pendek, berbadan lebar, tidak kurus dan tidak pula gemuk. Tulang persendiannya besar, punggungnya kekar, kepalanya tegak, rambutnya ikal, tidak keriting dan tidak lurus. 

Jika kita melihat beliau, seakan-akan kita melihat matahari yang sedang terbit. Kita tidak akan pernah melihat sesuatu yang lebih indah daripada Rasulullah saw., seakan-akan matahari beredar di wajahnya. Gigi depannya renggang, apabila berbicara seakan-akan ada sinar yang terpancar dari sela-sela giginya. Adapun lehernya jenjang dan putih, bulu matanya lentik, jenggotnya lebat, dahinya lebar, alisnya melengkung rapi dan bersambung, hidungnya mancung, pipinya halus, dari bagian atas dada hingga pusarnya menjulur bulu halus seperti sebuah batang, tidak tumbuh pada perut dan dadanya selain bulu halus tersebut, kedua lengan dan bahunya berbulu, perut dan dadanya rata, dadanya lebar dan indah, lengannya panjang, telapak tangannya lebar dan halus, kedua betis dan kedua lengannya lurus, lekukan bagian tengah dari telapak kakinya sangat dalam, jari-jari kakinya panjang, apabila berjalan, beliau melangkah dengan pasti, langkah kakinya panjang, dan melangkah dengan penuh rendah hati. 

Ketika diam beliau tampak berwibawa, ketika berbicara beliau terlihat memesona. Beliau adalah seelok-elok manusia jika dipandang dari jauh, dan seindah-indah manusia jika dipandang dari dekat. Tutur katanya manis dan bermakna. Bicaranya tenang dan seperlunya. Ucapannya bagaikan butir-butir mutiara yang tertata rapi. Tinggi badannya sedang, mata yang memandangnya tidak akan mencibir karena posturnya yang pendek dan tidak pula mencelanya karena posturnya yang tinggi. Beliau bagaikan dahan di antara dua dahan, paling tampak di antara tiga orang, dan paling tinggi kedudukannya, beliau memiliki sahabat-sahabat yang selalu mengelilinginya, apabila beliau berbicara, mereka mendengarkan perkataannya, apabila memerintahkan sesuatu, mereka bergegas untuk melaksanakannya. Beliau adalah sosok yang begitu ditaati dan disegani, tidak pernah bermuka masam dan tidak pernah mencela seseorang. Beliau adalah orang yang paling jujur perkataannya, paling menepati janji, paling lembut jiwanya, paling mulia pergaulannya. Siapa saja yang secara tiba-tiba memandangnya akan merasa kagum padanya dan siapa saja yang benar-benar bergaul dengannya pasti akan mencintainya.

  • Keindahan Budi Pekerti Rasulullah saw.

Rasulullah saw. diberi keistimewaan kefasihan lisan dan kejelasan ucapan, yang selalu disampaikan pada saat yang tepat. Kata-katanya lancar dan lugas, pengucapannya jelas, kalimatnya singkat nan sarat makna, dan keputusan-keputusannya tepat. Beliau memiliki rasa bahasa yang kuat sehingga kata-katanya selalu jernih lagi indah, tanpa mengaburkan makna yang hendak disampaikan.

Allah swt. telah mengajarkan kepada beliau kedewasaan, kelembutan, kedermawanan, pengendalian diri, mudah memaafkan saat memegang kekuasaan, dan sabar menghadapi tekanan. Setiap orang bijak pernah melakukan kesalahan dalam menghadapi rintangan, tetapi rintangan yang dihadapi Rasulullah saw justru menambah kesabaran dan kebijaksanaan beliau.

Rasulullah saw. adalah orang yang paling sulit marah dan paling cepat ridha. Kemurahan hatinya tanpa batas, beliau memberi orang lain tanpa takut menjadi fakir. Rasulullah saw. adalah seorang pemberani dan kuat. Beliau adalah orang yang paling berani mendatangi tempat-tempat yang sulit. Banyak orang terkuat pilihan kaum tertentu yang justru lari dari hadapan beliau. Beliau orang yang kokoh tidak tergoyahkan, pantang mundur, tak pernah gentar. Beliau selalu diperhitungkan oleh lawan yang paling pemberani dan selalu diingat oleh pemberani-pemberani yang lain.

Rasulullah saw. sangat pemalu dan sangat menjaga pandangan matanya. Abu Sa’id al-Khudri pernah berkata, “Beliau lebih pemalu daripada gadis perawan yang dipingit, apabila beliau tidak suka pada sesuatu dapat diketahui dari raut wajahnya.”

Rasulullah saw. adalah orang yang paling adil, orang yang paling menjaga kehormatan, paling tepat perkataannya, dan paling dapat menjaga amanah. Hal ini telah diakui oleh kawan maupun lawan. Sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau dikenal sebagai al-Amin (yang terpercaya), dan dijadikan sebagai pemutus perkara pada masa jahiliyah.

Rasulullah saw. adalah manusia yang paling rendah hati dan paling jauh dari kesombongan, beliau melarang para sahabatnya berdiri untuk menghormatinya, sebagaimana dilakukan bangsa-bangsa lain untuk menghormati raja-raja mereka. Beliau mengunjungi orang-orang miskin dan duduk-duduk bersama mereka, menghadiri undangan hamba sahaya, dan duduk di antara para sahabatnya seakan-akan beliau salah satu dari mereka.

Rasulullah saw. adalah orang yang paling menepati janji, suka menyambung silaturahim (tali persaudaraan), orang yang sangat pengasih dan penyayang terhadap orang lain. Orang yang paling baik dalam bergaul dan berperilaku, paling baik akhlaknya, orang yang paling jauh dari akhlak yang tercela, tidak berkata buruk, tidak pula suka mencela, tidak suka melaknat, tidak bersuara keras di pasar dan tidak membalas perbuatan buruk dengan keburukan pula, akan tetapi beliau memaafkannya dan membiarkannya. Beliau menyukai orang-orang miskin dan duduk-duduk bersama mereka, melayat jenazah mereka dan tidak meremehkan orang fakir karena kefakirannya. Beliau selalu menahan lisannya kecuali pada hal-hal yang bermanfaat baginya, mempersatukan para sahabatnya dan tidak memecah belah persatuan mereka, menghormati orang yang terhormat pada setiap kaumnya, dan memberikan wewenang kepadanya untuk mengatur kaumnya. Memberikan peringatan kepada orang-orang, dan menjaga diri dari mereka tanpa menyembunyikan sifat kemanusiaannya dari salah satu di antara mereka.

Rasulullah saw. tidak duduk dan berdiri kecuali dalam keadaan berdzikir, tidak duduk pada suatu tempat yang istimewa, apabila telah sampai pada suatu kaum beliau duduk pada tempat duduk yang tersisa, dan memerintahkan untuk melakukan hal yang serupa. Siapa saja yang duduk atau berdiri bersamanya karena memerlukan bantuannya, beliau bersabar menunggunya hingga orang tersebut pergi dengan sendirinya, tidak ada seorang pun yang meminta kepadanya sesuatu yang ia butuhkan, kecuali beliau memberinya atau menolaknya dengan perkataan yang halus. Orang-orang merasa senang dengan keutamaan dan kebaikan budi pekerti yang dimiliki beliau.

Rasulullah saw. selalu tersenyum, ramah, lemah lembut dalam bertutur kata, tidak kasar dan tidak keras suaranya, tidak berkata keji, tidak mencela, selalu mengabaikan hal-hal yang tidak beliau sukai, dan beliau tidak pernah berputus asa. Beliau meningggalkan untuk dirinya sendiri tiga perkara: meninggalkan riya’, meninggalkan sikap berlebih-lebihan, dan meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya. Dan beliau telah meninggalkan untuk orang lain tiga perkara: tidak mencela seseorang, tidak membuka aibnya, dan tidak berbicara kecuali pada perkara-perkara yang diharapkan pahalanya.

Secara keseluruhan, Rasulullah saw. merupakan kombinasi sifat-sifat kesempurnaan yang tiada bandingannya. Allah swt telah membimbingnya dan membaguskan bimbingan-Nya, sampai-sampai Allah swt berkenan memujinya:

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ.

Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)

Semua yang penulis sebutkan disini hanyalah sebagian kecil dari gambaran kesempurnaan dan keagungan budi pekerti Rasulullah. Adapun keagungan, tabiat, dan kesempurnaan hakiki beliau adalah sesuatu yang tidak bisa dicapai intinya atau diukur kedalamannya. Wallahu a’lam…

 

 

Referensi:

Abdul Azis, Muhammad. 2010. Al-Adabun Nabawi. Terj. Miftahul Khoiri. Sunt. Abu Firly. Jogjakarta: Hikam Pustaka

Al-Mubarakfuri, Shafiyyurahman. 2001. Sirah Nabawiyah (Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad saw.). Terj. Hanif Yahya. Sunt. Abu Bakar Muhammad  Altway. Jakarta: Darul Haq

Al-Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. 2013. Ar-Rahiiq al-Makhtum. Riyadh: Muntada al-Tsaqafy

Al-Usairy, Ahmad. 2016. Sejarah Islam. Terj. Samson Rahman. Sunt. Harlis Kurniawan. Jakarta: Akbar Media

Hawi, Muhammad Tarsyil. 2014. Pribadi dan Budi Pekerti Rasulullah. Bandung: Diponegoro

Ibnu Hisyam, Abdul Malik. 2008. As-Siirotun Nabawiyyah. Kairo: Al-Maktab al-Tsaqafy

Ibnu Katsir, Al-Hafidz. 2010. Sirah Nabi Muhammad. Terj. Abu Ihsan Al-Atsari. Sunt. Ahmad Khatib, Imanudin, dan Handi Wibowo. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

Ishaq, Ibnu. 2017. Sirah Nabawiyah. Terj. Samson Rahman. Sunt. Tim Akbar. Jakarta: Akbar Media

Oleh : Iman Suhaemi, Semester IV

This Post Has One Comment

  1. DEDE NISA 191010506344-61201-E

    Deskripsi dgn sesingkat ini,tp cukup mempengaruhi pembaca.
    bagus ka,lanjutkan terus tulisan kk.aku salah satu pengikut setiap tulisan kk.semuanya selalu membangun.

    🙂

Leave a Reply