Akhlak Membawa Keselamatan

Akhlak Membawa Keselamatan

Ma’had Aly – Manusia di dunia ini pasti mempunyai akhlak yang berbeda-beda. Akhlak adalah ajaran utama dari agama Islam. Akhlak ini menjadi dasar asasi untuk keselamatan dunia dan akherat. Rasulullah bersabda: “Aku diutus untuk menciptakan budi pekerti yang luhur.” Akhlak membahas sifat-sifat manusia yang baik dan buruk. Apakah sifat-sifat itu tetap atau mungkin dapat diubah. Ilmu akhlak yang akan memberikan jalan dan membuka pintu hati orang untuk berakhlak yang baik dan hidup berjasa dalam masyarakat.

Perbuatan atau tingkah laku manusia itu dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

  1. Perbuatan yang disengaja; yaitu perbuatan yang dikerjakan seseorang didorong oleh buah pikiran, usaha, dan kemauannya. Seperti memberi sedekah, memarahi orang lain dll.
  2. Perbuatan yang tidak; sengaja yaitu perbuatan yang terjadi secara reflek. Tidak tmbul dari pikiran dan kesengajaan. Seperti memejamkan mata dan membuka mata setiap hari.

Menurut Imam Gazali, “Akhlak ialah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah bertindak tanpa banyak pertimbangan lagi.” Sebagian ulama mengatakan bahwa akhlak ialah suatu sifat yang terpendam dalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul waktu ia bertindak tanpa merasa sulit.

Ada beberapa cara untuk mendidik seseorang supaya berakhlak baik yaitu dengan cara sebagai berikut:

  1. Mengisi Akal dan Pikiran dengan Ilmu Pengetahuan

Sesungguhnya akal pikiran seseorang itu sangat besar sekali pengaruhnya dalam kehidupannya. Akal pikiran yang sempit dan buntu akan menjadikannnya menempuh jalan yang sesat. Sebaliknya akal pikiran yang sehat berisi ilmu pengetahuan menjadi obor menerangi jalan hidupnya.

  1. Bergaul dengan Orang-Orang yang Baik

Manusia itu sangat suk sekali meniru gaya orang lain. Ia mencontoh pakaian, perhiasan, dan gaya hidup masyarakat sekitarnya. Maka dari itu, kita dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang baik dan berilmu.

Akhlak islami memiliki beberapa keistimewaan dan ciri-ciri khusus (karakteristik) yang membedakannya dari sistem akhlak lainnya. Di antara karakteristik akhlak islami tersebut adalah:

  • Rabbaniyah atau dinisbatkan kepada Rabb (Tuhan)

Bahwa tujuan dari akhlak Islam adalah untuk mewujudkan ridha Allah Ta’ala dan meraih balasan yang baik di sisi-Nya. Menjaga hubungan yang baik dengan Allah dan berhasil meraih ridha-Nya. Inilah tujuan akhir yang digariskan oleh Islam sehingga segenap usaha dan kerja keras manusia serta puncak cita-citanya adalah bagaimana ia berhasil mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  • Insaniyah (bersifat manusiawi)

Yaitu memerdekakan manusia, membahagiakan, menghormati dan memuliakan manusia.

  • Syumuliyah (universal dan mencakup semua kehidupan),

Syumuliyah atau kesempurnaan dan keterpaduan Islam juga tampak sangat menonjol pada aspek akhlak dan adabadabnya.

  • Wasathiyah (sikap pertengahan)

Wasathiyah    (sikap    pertengahan).    Atau    dengan    ungkapan    lain    tawazun (berkeseimbangan).

Menurut H. M. Syureich dalam bukunya Mencari Hidup Bahagia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sikap pertengahan di sini adalah keseimbangan di antara dua hal yang saling bertolak belakang (berlawanan). Seimbang dalam arti tidak lebih berat ke satu sisi dan mengabaikan sisi yang lainnya Barang siapa yang ingin menempuh kebahagian hidup harus mempunyai akhlak dan beramal shalih. Agama Islam telah mempunyai pedoman-pedoman pokok untuk mengatur kehidupan manusia, baik dalam hubungan dengan Allah maupun hubungannya dengan  sesama manusia.

Kusnadi menjelaskan dalam bukunya Akidah Islam Dalam Konteks Ilmiah Populer, bahwasanya kita tahu bahwa hidup itu tidak ada hal yang sederhana dalam berkelangsungnya kehidupan. Sangat penting bagi kita untuk mengetahui bahwa hidup adalah ujian. Dengan adanya ujian seseorang akan mengetahui apakah sudah benar atau tidak akhlak kita terhadap sesama orang lain.

Menurut Selly Sylviyanah dalam bukunya Pembinaan Akhlak Mulia, akhlak merupakan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang telah melekat pada diri seseorang. Banyak kita lihat generasi sekarng yang tidak memperhatikan bagaimana cara berperilaku yang baik dan sopan. Maka dari itu kita sebagai generasi haruslah memperhatikan akhlak kita. Sudahkah kita berperilaku baik dan sopan terhadap orang lain maupun diri kita sendiri? Dengan akhlaklah hidup kita akan selamat. Karena dengan akhlak kita terjaga dari perilaku yang tidak baik.

Referensi:

H. M. Syureich, Mencari Hidup Bahagia, Al Awwabin: Jakarta Selatan, 1989.

Kusnadi, Akidah Islam Dalam Konteks Ilmiah Populer, Amzah: Jakarta, 2008.

Oemar Bakry, Akhlak Muslim, Bandung: Angkasa, 1993.

Selly Sylviyanah, “Pembinaan Akhlak Mulia”, Jurnal Tarbawi vol. I, III, 2012.

 

Oleh : Oktavia Isnawati, Semester VI

Leave a Reply